search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Media Sosial Salah Satu Penyebab Cepatnya Penyebaran Paham Radikal
Selasa, 15 Mei 2018, 10:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com.Denpasar, Derasnya perkembangan media sosial ditengarai sebagai salah satu sebab cepatnya penyebaran pengaruh paham radikal di tengah-tengah masyarakat. Hal ini dikatakan Peneliti Kajian Pertahanan Keamanan Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), Diandra Manko, Senin, (14/5) di Denpasar. 
 
[pilihan-redaksi]
Lebih lanjut, ia mengatakan jika masyarakat  tidak mampu menyaring konten-konten terkait radikalisme maka, masyarakat akan sangat gampang diradikalkan pemikirannya dalam konten-konten yang kemungkinan ada dalam media sosial tersebut.
 
"Bisa dijadikan sebagai jalan atau sarana, untuk menyebarkan informasi baik yang radikal maupun non radikal. Serta, dipakai menebarkan konten-konten yang mampu meradikalkan seseorang atau masyarakat juga. Tentunya, seiring dengan semakin cepatnya  perkembangan sosial media ditengah-tengah masyarakat itu juga," jelasnya.
 
Terkait dengan hal tersebut, kata dia penting juga bagi Pemerintah khususnya Badan Inteljen Nasional (BIN) memperhatikan, mana saja Web dengan konten-konten yang menggunakan paham-paham radikal serta mana saja Web yang tidak menggunakan konten-konten paham-paham radikal.
 
[pilihan-redaksi2]
"Memang Kominfo dan Inteljen sampai saat ini telah banyak menutup beberapa Web dan beberapa konten-konten lainnya terutama terkait dengan menyebarkan paham radikalisme. Akan tetapi, saya kira hal tersebut sangat perlu penyelusuran lebih lanjut lagi. Sehinga, mereka juga bisa mengetahui lebih jauh. Siapa saja yang mengakses Web tersebut," ujarnya.
 
Manko menambahkan melalui pemetaan semacam itu, maka bisa dilakukan seberapa banyak meski perlu melakukan kampanye terkait dengan paham radikalisme tersebut ke tengah-tengah masyarakat. Selain itu. menurutnya yang tak kalah pentingnya adalah  pendidikan baik itu mulai, sejak dini, SD sampai SMP perlu ditanamkan dengan nilai-nilai yang kuat. Misalnya, nilai terkait Kebinekaan maupun Toleransi. 
 
"Jadi, jangan sampai anak usia dini cepat percaya dengan ide-ide untuk mencapai sesuatu itu dengan kekerasan. Tentu itu merupakan tindakan yang radikal," pungkasnya. (bbn/aga/rob)

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami