Mohon Kerahayuan Jagat, 90 Pedanda Siwa-Budha Muput Upacara di Pura Petitenget
Senin, 9 Juli 2018,
09:55 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com,Badung. Sebanyak 90 Pedande muput upakare Puja Basmangkurem Bajra Wakyam, di Pura Dang Kahyangan Peti Tenget, Kerobokan, Badung, Minggu, (8/7) di Petiteget, Kerobokan, Badung. Pelaksanaan upacara bertujuan untuk memohon kerahayuan jata agar Bhuwana Alit dan Bhuwana Agung tetap dalam kondisi tentram dan damai.
[pilihan-redaksi]
Ida Peranda Jelantik Wayahan Dauh dalam pelaksanaan Puja Basmangkurem Bajra Wakyam tersebut telah dilaksanakan sejak 4 tahun lalu, dimulai dari tahun 2014 dan pada 2018 merupakan pelaksanaan upakara yang ke-13 kalinya.
Ida Peranda Jelantik Wayahan Dauh dalam pelaksanaan Puja Basmangkurem Bajra Wakyam tersebut telah dilaksanakan sejak 4 tahun lalu, dimulai dari tahun 2014 dan pada 2018 merupakan pelaksanaan upakara yang ke-13 kalinya.
"Puja Basmangkurem Bajra Wakyam, di Pura Dang Kahyangan Peti Tenget, Kerobokan, Badung bertujuan, bagaimana agar Bhuwana Alit dan Bhuwana Agung tetap dalam kondisi tentram dan damai. Di tahun ini (2018) pelaksanaan upacara dilaksanakan ke-13 kalinya, yang telah dilaksanakan selama 4 tahun sebelumnya," jelasnya.
Ia melanjutkan pada pelaksanaan upacara pertama kalinya dipuput oleh 40 pedande sedangkan dalam pelaksanaan ke-13 ini dipuput oleh 90 orang pedande. Dijelaskan Pura Petitenget merupakan salah satu tempat perjalanan suci dari Dhangyang Dwijendra. Terkait upakare Puja Basmangkurem Bajra Wakyam yang dilaksanakan, merupakan ekspresi dan bhakti guna menghaturkan puja dan puji.
"Selain itu kami memohon keselamatan dan kerahayuan. Masyarakat di Kerobokan, sangat syukuri kegiatan upakare Puja Basmangkurem Bajra Wakyam yang kami laksanakan ini. Pelaksanaan kegiatan ini juga kami kaitkan dengan Petitenget Festival, yang rencananya akan kami laksanakan pada 12 sampai 16 September 2018," ujarnya.
Selanjutnya, Bendesa Desa Pakraman Kerobokan, Badung, Anak Agung Putu Sutarja mengatakan, upacara ini merupakan ekspresi kepada leluhur dengan memuja beliau dimana desa berupaya untuk memfasilitasi. "Mudah-mudahan diberkahi secara sekala maupun niskala kerahayuan jagat. Yang mana, upakare ini tentu bersifat sangat positif," ucapnya.
Dikatakan, pihaknya merasa sangat bahagia karena telah mendapat pembersihan buana alit dan agung sehingga pelaksanaan kegiatan selanjutnya akan diyakini memperoleh berkah kelancaran dalam melakukan prosesnya. Selain kegiatan Petitenget Festival yang dilaksanakan pada Agustus mendatang, Hal ini dikaitkan dengan rencana renovasi Pura Petitenget yang akan dilakasanakan pada 4 Agustus 2018 mendatang.
Masih dalam waktu dan kesempatan yang sama Panitia Pegiteget Festival A.A. Bagus Bayu Joni Saputra menyampaikan sangat mengapresiasi serta merasa banga, bershyukur, bahagia dan terharu dengan telah terlaksananya Puja Basmangkurem Bajra Wakyam karena, upacara ini merupakan pemebersihan bagi buana alit dan agung.
"Kami merasa bangga dan terharu dengan telah terlaksanakan Puja Basmangkurem Bajra Wakyam ini. Yang telah memberi pelukatan baik itu dibuana alit maupun agung," paparnya.
[pilihan-redaksi2]
Keunikan terkait dengan pelaksanaan Petiteget Festival pada September 2018 dirinya menjelaskan, dengan logo dalam Buto Ijo. Yang mana, Buto Ijo merupakan sosok penjaga peti pecanangan Dahnyang Nirata atau Betare Sakti wawurauh atau danghang Nirata, yang menaruh benda terakhir beliau berupa pecanangam kota sirih sebelum.
Keunikan terkait dengan pelaksanaan Petiteget Festival pada September 2018 dirinya menjelaskan, dengan logo dalam Buto Ijo. Yang mana, Buto Ijo merupakan sosok penjaga peti pecanangan Dahnyang Nirata atau Betare Sakti wawurauh atau danghang Nirata, yang menaruh benda terakhir beliau berupa pecanangam kota sirih sebelum.
"Jadi dengan logo Buto ijo ini, kami dalam festival ini ingin menonjolkan festival seperitual makanya tema yang kami angkat adalah festiva Petitenget Kerobokan Art dan Sepirit 2018. Artinya menonjolkan taksu dari pada desa kerobokan, sepirit atau gelora masyarakat Desa Adat Kerobokan untuk membangkitkan seni dan budayanya," imbuhnya.
Ia menambahkan panitia akan berupaya membangun kembali citra Kerobokan sebagai pusat seni dan di Petitenget juga merupakan wujud kekuatan serta dengan konsep Amertha Segare, Ngemertaning Bhuwana.(bbn/aga/rob)
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/aga