search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Perlu Pendampingan Hingga Waktu online Bersama Hindari Anak Kecanduan Gadget
Minggu, 21 Oktober 2018, 16:45 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com,Denpasar. Dari data tercatat 72 persen pengguna gadget dari kalangan anak berusia 9-12 tahun, 84 persen dari pengguna gadget remaja berusia 13-17 tahun, dengan rata-rata bermain gadget pada anak selama 6,5 jam dan dewasa selama 11 jam. 
 
[pilihan-redaksi]
“Dimana anak-anak biasa memainkan gadget 99 persen dirumah, 71 persen saat bepergian, 70 persen saat di rumah makan, 40 persen saat dirumah teman, dan 71 persen sekolah,” ujar Ketua TP PKK Denpasar Selly D Mantra saat menjadi pembicara seminar Kecanduan Gadget (gawai) pada anak yang digelar PS. Sarjana Psikologi FK Unud, Minggu (21/10). 
 
Lebih lanjut, dari penggunaan gadget ini memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif diantaranya anak pintar memilih informasi dan dampak negatif antara lain resiko terkena radiasi. Sehingga pihaknya bersama OPD Pemkot Denpasar telah melakukan langkah untuk mengurangi penggunaan gadget di kalangan anak-anak. Disamping peran besar dari para orang tua untuk memberikan pendampingan, tentukan waktu online bersama, hingga tekankan pentingnya bersosialisasi.
 
“Semoga pertemuan dari seminar ini dapat bersama-sama untuk kita melakukan langkah-langkah inovatif mengurangi dampak dari penggunaan gadget pada anak,” ujarnya.  
 
[pilihan-redaksi2]
Lebih lanjut dikatakan bagaimana perbedaan anak-anak pada jaman dahulu dan saat ini dalam berinteraksi. Anak-anak jaman dahulu lebih berinteraksi lewat permainan tradisional seperti main dengkleng, bola bekel, main karet hingga metajog. Perbedaan ini bagimana anak jaman sekarang lebih asik menerima pesan dari gadget serta mengurangi interaksi mereka antar sesama. 
 
Pemenuhan kebutuhan hak anak di Kota Denpasar dilakukan dengan melibatkan mereka dalam kegiatan seperti mengisi liburan sekolah secara kreatif. Meliputi kegiatan Supercamp, Rare Bali Festival, Festival Carik, Bimbingan Teknis Penyiaran Radio, Pelatihan Photography, Denpasar Festival, hingga memberikan setiap ruang kreatif pada ruang publik yang ada di Kota Denpasar. Disamping itu pihaknya juga bersinergi dengan OPD untuk mewujudkan mobil konseling keluarga Kota Denpasar. (bbn/rlsdps/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami