search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kondom Bocor, Bagaimana Cara Mencegahnya?
Minggu, 6 Januari 2019, 13:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi/net

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tanya: Dok, aku memutuskan tidak menggunakan suntik KB lagi karena sejak menggunakan suntik KB dorongan seksualku jadi hilang, tidak minat lagi berhubungan seksual.
 
Aku dan suami sepakat kemudian menggunakan kondom sebagai pencegah kehamilan, di samping itu juga, maaf dok, suamiku masih sering "jajan" dan suka gonta-ganti perempuan, bahkan beberapa kali terkena kencing nanah.
 
Tapi aku sempat baca-baca kalau kondom katanya juga bisa gagal saat digunakan, misalnya karena bocor. Itu bagaimana dok? Bisa dijelaskan lagi?” (Ayu, 29).
 
Jawab: Seberapa efektif sebenarnya penggunaan kondom? Berdasarkan studi pada orang-orang yang berperilaku seksual berisiko tinggi, dari 100 orang hanya kurang dari 1 orang yang akhirnya tertular infeksi menular seksual pada kelompok pengguna kondom.
 
Secara medis dan epidemiologis sudah terbukti bahwa akan terjadi penurunan risiko penularan infeksi menular seksual pada para pengguna kondom. Dari banyak studi juga diketahui bahwa kondom efektif mencegah HIV.
 
Di samping angka penggunaan kondom pada masyarakat Indonesia masih rendah, penyebab kegagalan proteksi diyakini hanyalah karena satu alasan: kesalahan penggunaan kondom. Pengetahuan masyarakat tentang kondom masih sangat rendah sehingga orang masih belum menggunakannya secara tepat. 
 
Kegagalan kondom lebih sering disebabkan pemakainya tidak menggunakannya dengan benar, dan bukan karena mutu kondom itu sendiri. Juga karena lekatnya cap buruk yang dilabelkan masyarakat terhadap kondom menjadikan akses untuk membeli dan kecermatan penggunaannya menjadi tidak maksimal. 
 
Masih banyak orang yang malu untuk membeli kondom padahal memerlukannya. Demikian pula masih banyak yang tidak memperhatikan cara penggunaan yang baik, tidak memperhatikan masa kedaluwarsa kondom, masih banyak yang menyimpan di dompet atau di tempat yang panas dan terlampau lembab, dan masih banyak yang keliru dalam memasangnya selama hubungan seksual. 
 
Bila digunakan secara benar dan konsisten, kondom mempunyai peranan penting dalam kesehatan umum masyarakat, khususnya dalam pencegahan infeksi menular seksual, termasuk HIV dan Hepatitis B. Penggunaan kondom yang baik akan mengurangi risiko terinfeksi penyakit-penyakit tersebut, bagi mereka yang tidak mampu berpuasa seks.
 
Apa saja yang paling sering menjadi penyebab kegagalan penggunaan kondom? Yang paling sering dan mungkin adalah: Penyimpanan kondom yang tidak baik. Sering kali disimpan di dompet yang ketat dan panas sehingga bahan lateks bisa mengalami kerusakan, atau malah di tempat yang terlalu lembab dan berjamur.
 
Pemakaian kondom yang sudah kadaluarsa. Tentu saja jika digunakan akan menghilangkan daya proteksinya karena kondom berbahan lateks menjadi kehilangan kelenturan, kehilangan cairan pelumas sehingga mudah robek.
 
Pemakaian kondom dalam keadaan mabuk. Ini tentu saja membuat penggunanya tidak bisa menggunakan secara tepat, atau terlepas saat menggunakannya.
 
Kondom tersebut robek ketika dibuka dari bungkusan. Bisa jadi karena tidak cermat saat membuka, atau karena terkena kuku sehingga mengakibatkan robek.
 
Ini semua perlu diperhatikan, agar tidak gagal menggunakan kondom, karena sesungguhnya yang unik dari kondom adalah dalam fungsinya, yang tidak bisa dimiliki oleh alat kotrasepsi lain. Kondom memiliki fungsi ganda yaitu untuk mencegah penularan infeksi menular seksual juga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi. 
 
Hingga saat ini kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif untuk mengurangi risiko penularan penyakit seksual. Suntik KB, pil KB, spiral atau IUD hingga susuk KB tidaklah mampu mencegah infeksi menular seksual. Bahkan vasektomi atau pemotongan saluran sperma pada laki-laki pun tidak mampu mencegah infeksi menular seksual. Untuk pertanyaan/konsultasi lebih lanjut silakan hubungi Hotline Seksologi: 085935054964.

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami