search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rapat Pleno Rekapitulasi Suara di Lombok Tengah Ricuh, 3 Polisi Terluka
Kamis, 9 Mei 2019, 20:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Lombok.  Rapat Pleno Rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2019 Kabupaten Lombok Tengah, Rabu (8/5) malam berlangsung rusuh. Rapat pleno diwarnai aksi massa diduga dari salah satu caleg yang kecewa. 
 
[pilihan-redaksi]
Aksi massa usai sholat terawih sekitar pukul 21.00 wita didepan eks Gedung DPRD Lombok Tengah itu, menyebabkan tiga aparat polisi mengalami luka-luka. 
Ada belasan mobil, puluhan sepeda motor diamankan aparat Polres Lombok tengah sebagai barang bukti. Termasuk 3 bom molotov, tumpukan batu, dan pecahan kaca. Hingga saat ini ada 5 orang diamankan diduga sebagai provokator kerusuhan. 
 
Polres Lombok Tengah menerjunkan 300 personel, dibantu 2 pleton dari TNI. Polisi juga mengerahkan 1 water canon, 1 mobil dalmas untuk memukul mundur 200an massa. Kerusuhan bisa diatasi, karena aparat bergerak cepat. Pantauan Beritabali.com di lapangan malam kejadian, massa mulai bergerak usai sholat terawih. Dan rapat pleno dilanjutkan. 
 
 
Ada salah satu partai meminta agar pleno ditunda karena kehadiran anggota tidak quorum. Salah satunya ketidakhadiran seorang anggota KPU karena sakit. 
Namun di luar gedung, massa yang sebelumnya tidak puas atas nama salah satu caleg, sudah mulai bergerak. Lemparan batu, bom molotov mulai terjadi. Kondisi rusuh, hingga menyebabkan 3 aparat polisi mengalami luka-luka.
 
"Tiga anggota kita terluka kena lemparan batu. Di pelipis dan kaki," jelas Kapolres Lombok Tengah, AKBP Budi Santosa, ditemui di lokasi.
 
Sementara Ketua KPU NTB, Suhardi Soud ditemui BeritaBali.com di Rapat pleno KPU, Kamis (9/5) di Baliroom Lombok Raya Hotel menjelaskan ada perebutan Dapil, kecamatan Pujut dan Praya Timur.
 
"Kecamatan pujut memang lebih dinamis, dari pemilu ke pemilu. Ada dugaan kecurangan, dan terus berkembang. Hingga muncul curiga mencurigai," terang Suhardi, seraya meminta Bawaslu untuk mengecek. "Tadi malam memang massa minta rekapitulasi ditunda,"jelasnya lagi.
 
[pilihan-redaksi2]
Ketua Bawaslu NTB, Muhamad  Khuwalid membenarkan situasi terakhir pleno KPU Loteng memanas, sehingga terjadi kekacauan. "Untuk Pujut, sikap Bawaslu tergantung dari fakta," ungkapnya.
 
Khuwalid menjelaskan ada tiga faktor pemicu kerusuhan." Dari Golkar, Gerindra, dan Demokrat, soalnya disitu," sebutnya. 
 
Bawaslu akan menguji di tingkat pleno, kenapa Pujut ricuh. "Tinggal satu kecamatan saja. Karena persoalan caleg saja, berimbas pada keamanan. Mereka berebut dapil, Pujut dan praya timur," tutup Khuwalid. 
 
Kapolda baru NTB, Brigjen Pol Nana Sujana Kamis siang mendatangi lokasi pasca kerusuhan, Namun tidak ada komentar khusus terkait kerusuhan Rekapitulasi pemilu di Lombok tengah. (bbn/tri/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami