search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Heboh Bekas Rumah Sakit Bangli (3): Warga Berharap Dibongkar dan Dijadikan Taman Kota
Sabtu, 1 Juni 2019, 07:00 WITA Follow
image

beritabali.com/nathan lesmana

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANGLI.

Beritabali.com, Bangli. Selain dikenal angker, bangunan bekas rumah sakit Bangli juga disebut-sebut jadi tempat maksiat. Warga khususnya warga Banjar Kawan Bangli berharap bangunan bekas rumah sakit Bangli ini segera ditata atau dibongkar untuk dijadikan taman kota atau "art space".
 
[pilihan-redaksi]
"Selain angker, bangunan bekas rumah sakit Bangli juga disebut-sebut jadi tempat maksiat. Setelah kami telusuri, yang menyebut maksiat itu ternyata berdasar bisikan roh halus yang diajak komunikasi saat uji nyali, sementara secara fakta kami tidak pernah melihat atau mendapat laporan terkait aksi maksiat di tempat itu," ujar  Nengah Sujena, Kepala Lingkungan Banjar Kawan, kepada Beritabali.com.
 
Nengah Sujena mengatakan, pihaknya selaku pengurus Banjar Kawan sebenarnya miris dengan kondisi ini dan sudah sempat mempertanyakan soal bangunan mangkrak itu kepada pihak terkait. Namun hingga kini belum mendapat respon yang memuaskan.
 
"Sudah sempat kita tanyakan ke dinas tata kota Bangli hingga Sekda Bangli. Katanya bangunan itu akan diminta ke Pemprov Bali untuk ditata menjadi taman kota atau art space. Tapi hingga kini belum ada tindakan nyata," ujar seniman lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini.
 
[pilihan-redaksi2]
Menurut Nengah, pihak Banjar Kawan selama ini membiarkan kesan "angker" itu disematkan kepada bangunan bekas rumah sakit Bangli ini. Selain menjadi tempat "wisata" uji nyali bagi pecinta dunia alam gaib, kesan "angker" sebenarnya juga merupakan kritik sosial agar pihak terkait segera mengambil langkah-langkah terkait bangunan yang mangkrak ini.
 
"Kita biarkan saja disebut angker atau disebut sarang hantu, dengan harapan pihak-pihak terkait terketuk dan bisa melakukan penataan atau membongkar tempat itu. Tapi sudah 10 tahun mangkrak belum ada tindakan apa apa, semoga saja lekas ditata," ujarnya. [bbn/psk/habis]

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami