search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jambore Pasraman Nasional, Bentuk SDM Pendidik Agama Hindu
Selasa, 2 Juli 2019, 19:20 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Peserta dari 33 Provinsi ikut serta dalam kegiatan Jambore Pasraman Nasional (Jampasnas) digelar di Bali mulai Rabu (3/7) di Denpasar. Kegiatan ini rencananya akan berlangsung hingga 7 Juli mendatang. 
 
[pilihan-redaksi]
Ketua Umum Panitia Jampasnas I Wayan Budha mengatakan, dalam jambore terdapat beberapa jenis lomba yakni mengucapkan Tri Sandya, mengucapkan kramaning sembah dan pelafalan doa. Sejak dilaksanakan 2008 silam, kontingen Provinsi Bali selalu menjadi juara umum.
 
Selain lomba, kegiatan lainnya akan diisi kegiatan dharma wacana tentang nilai-nilai keagamaan, tirta yatra dan yoga. Salah satu kegiatan yang menarik adalah tirta yatra ke Pura Besakih. Para peserta akan diajak bersembahyang bersama dan mengenal pura-pura yang ada di areal Pura Besakih.
 
"Di luar Bali pendidik agama Hindu cukup banyak, tapi cenderung pengabdian standar. Di daerah terpencil seperti Sumatera, Ternate dan Ambon malah tidak ada. Jambore ini menjadi upaya untuk membentuk SDM pendidik agama Hindu," terangnya saat jumpa pers, di kawasan Penatih Denpasar, Selasa (2/7).
 
Kegiatan yang digelar setiap tiga tahun ini, melibatkan 33 provinsi seluruh Indonesia, dimana setiap provinsi diwakili 25 kontingen. 
 
Sekretaris Ditjen Bimas Hindu, I Made Sutresna mengatakan, kegiatan ini rutin dalam rangka mengatualisasi nilai-nilai agama dan persatuan antar umat beragama.
 
Selain itu, kegiatan ini merupakan upaya untuk mengatasi permasalahan minimnya jumlah guru agama Hindu di luar Bali. Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan dapat menebar dan mengimplementasikan nilai-nilai agama Hindu di lingkungan dan dalam kehidupan sehari-hari. 
 
[pilihan-redaksi2]
"Kita harus buat kebijakan pembinaan nilai-nilai agama kepada masyarakat, salah satunya pasraman. Kegiatan ini mengembangkan program yang membuat ajaran dharma bisa diseminasi, khususnya kepada generasi muda," terangnya.
 
Nilai-nilai dharma, imbuhnya, sangat penting untuk membentengi generasi muda mengingat tantangan yang dihadapi sekarang semakin kompleks. Sehingga nilai-nilai agama juga harus diterapkan pada pendidikan formal dan non formal. 
 
"Kegiatan ini mengangkat esensi bagaiamana menciptakan solidaritas, mengembangkan nilai-nilai Tat Wam Asi dan Wasudewa Kutumbakam, sehingga membuat umat lebih siap dengan tantangan di masa sekarang dan masa depan," ujarnya. [bbn/rls/psk]

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami