search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Festival Lampu Taman Tanah Pegat Berisi Panggung Mengapung di Sungai Yeh Ho
Kamis, 18 Juli 2019, 07:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Gubug. Untuk memperkenalkan obyek wisata Taman Tanah Pegat dan meningkatkan kunjungan, pengelola obyek wisata yang berada di Desa Gubug, Kecamatan Tabanan ini akan menggelar Tabanan Light Festival selama sebulan. 
 
[pilihan-redaksi]
Uniknya, festival yang menonjolkan sejumlah tempat swafoto bernuansa hiasan lampu dilengkapi panggung mengapung di sungai Yeh Ho. Penggagas dan pengelola Obyek Wisata Tanah Pegat, I Gusti Putu Susila mengatakan Tabanan light festival diselenggarakan mulai tanggal 20 Juli hingga 17 Agustus 2019. 
 
Festival ini menonjolkan nuansa lampu terinspirasi dari Nusa Dua Light Festival. Hanya saja Tabanan Light Festival memiliki perbedaan yakni dibuat di alam. "Jadi kami buat sesuatu memanfaatkan alam tanpa merusak," ujarnya, Kamis (17/8).
 
Kata dia, selama festival tersebut berbagai hiburan akan meramaikan festival tersebut. Seperti sejumlah band pemuda asal Tabanan diundang untuk menghibur pengunjung. Menariknya panggung dari band tersebut disediakan tempat unik. Mereka akan menghibur di atas Sungai Yeh Ho 
 
"Yang di atas sungai kami sediakan tempat cukup berdua saja," beber Susila. 
 
Ia sengaja menampilkan band dan hiburan di alam karena sesuai dengan konsep festival menyatu dengan alam. Apalagi tempat wisata yang dibuatnya tersebut memang tempatnya berada di alam terbuka berdekatan dengan tegalan dan sungai. "Kami juga gunakan bambu untuk hiasan sejumlah spot selfie," akunya. 
 
Susila menambahkan, festival yang dibuat ini bekerjasama langsung oleh adat dan warga Banjar Tanah Pegat. Beberapa stand kuliner yang disediakan untuk meramaikan festival dijual oleh warga lokal. Termasuk saat festival digelar, pecalang Desa Adat Tanah Pegat turut terlibat. Maka dari itu saat ini pihaknya tengah mengkonsep sejumlah tempat. Tinggal beberapa item yang harus dituntaskan untuk menggelar festival yang bernuansa lampu.
 
[pilihan-redaksi2]
Menurut Susila selama festival sebulan kunjungan ditarget mencapai 15 ribu. Sebab saat ini kunjungan ke Taman Tanah Pegat stabil. Hari biasa pengunjung mencapai 30 orang per hari sedangkan weekend mencapai 100 orang per hari. "Jadi kami menarget kunjungan nanti selama festival 15 ribu. Sebab ada sejumlah tempat selfi yang kami sediakan dengan hiasan lampu," ujarnya. 
 
Sementara untuk tiket masuk selama festival di hari biasa perorang dikenakan tarif Rp 15 ribu dan akhir minggu Rp 20 ribu. "Semoga kegiatan berjalan lancar, karena kami gelar festival untuk mengangkat potensi banjar dan alam di Tanah Pegat," ujarnya. (bbn/tab/rob)

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami