search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Arsitek Bali Diminta Aktif Bersuara Jika Ada Bangunan Tidak Sesuai Arsitektur Bali
Selasa, 3 September 2019, 17:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) Bali berharap jajaran pengurus Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Bali dapat mengembalikan kejayaan arsitek Bali dengan aktif bersuara bila ada bangunan yang tak sesuai dengan kaidah arsitektur Bali. 
 
[pilihan-redaksi]
“Tunjukkan kekuatan IAI karena kita punya tanggung jawab untuk Bali,” ungkapnya sembari mendorong eksistensi para arsitek Bali yang tergabung dalam IAI.
 
Cok Ace berharap, IAI lebih aktif dalam menyuarakan kepentingan arsitektur Bali. Dorongan itu disampaikannya saat menerima jajaran pengurus IAI Bali yang diketuai Kadek Pranajaya, di ruang kerjanya, Selasa (3/9/2019).
 
Lebih jauh, Cok Ace yang menyelesaikan pendidikan sarjana di jurusan arsitek ini bercerita bahwa di masa kuliah ia begitu bangga dengan keberadaan IAI. “Jaman itu, kita sangat bangga dengan IAI, sampai-sampai nempel stikernya di kendaraan,” ujarnya. 
Jaman itu, tambah Cok Ace, orang luar sangat  segan dengan arsitek 
 
Sementara itu, Ketua IAI Bali Kadek Pranajaya menyampaikan bahwa saat ini organisasi yang dipimpinnya beranggotakan tak kurang dari 1.000 arsitek. Selama ini, IAI Bali aktif dalam kegiatan pengabdian dengan membantu merancang arsitektur sejumlah bangunan pura. Selain fokus dalam kegiatan pengabdian, IAI Bali juga aktif dalam upaya mencetak arsitek berkualitas.
 
[pilihan-redaksi2]
Pada bagian lain, Pranajaya juga mengusulkan agar pemerintah daerah menerbitkan aturan tentang lisensi bagi arsitek luar yang berkarya di Bali. “Banyak arsitek luar yang bekerja di sini dengan sangat mudah. Sementara kalau kita bekerja di luar daerah seperti DKI jakarta harus menggandeng arsitek setempat. Kami berharap, pola itu diterapkan pula di Bali,” harapnya. 
 
Pranajaya menambahkan, kewajiban arsitek luar untuk memperoleh lisensi itu sangat penting karena tak mudah memahami arsitektur Bali. Dalam kesempatan itu, Pranajaya juga menyampaikan kegiatan IAI Bali yang akan memberikan penghargaan bagi tokoh arsitek, budayawan dan pengelola bangunan yang konsen dalam pelestarian arsitektur Bali. Ini merupakan agenda rutin yang digelar IAI Bali setiap tiga tahun sekali. Acara akan digelar di Grand Bali Beach, 7 September mendatang.(bbn/humasbali/rob)

Reporter: Humas Bali



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami