search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Umur Sudah Tua, Tetapi Seks Masih "Jos"
Minggu, 13 Oktober 2019, 14:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi/net

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tanya: “Dok, saya heran, saya di umur 58 tahun ini masih suka melakukan hubungan seks dengan istri, masih kuat dan memuaskan. Saya melihat teman-teman sebaya saya malah sudah pada tidak sanggup berhubungan seksual. Kalaupun masih bisa, sudah pada jarang dan tidak lagi memuaskan. Itu juga demi memuaskan istri saja. Tetapi kalau saya, “sudah tua, tetapi seks masih jos!” Itu tidak apa-apa kan, Dok?” (Gusdwi, 58, Tabanan)

Jawab: Kemampuan melakukan hubungan seksual dan menikmatinya sangat tergantung dari fungsi seksualnya. Apakah dorongan seksual masih baik, fungsi ereksi masih bagus, dan orgasme serta ejakulasinya masih dinikmati. Fungsi seksual ini dipengaruhi oleh beberapa faktor: fisik dan psikis. Beberapa faktor fisik ialah hormon seks, kondisi kesehatan secara umum yang meliputi pembuluh darah, syaraf dan pola hidup. 

Adanya penyakit yang terkait dengan faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi seksual, misalnya penyakit kencing manis, kolesterol tinggi, penyakit jantung dan syaraf. Yang penting juga ialah proses penuaan yang terjadi. Di sisi lain, faktor psikis seperti kejenuhan, kebosanan, dan hilangnya daya tarik pasangan, juga ikut berpengaruh. 

Jadi kalau berbagai faktor itu tetap baik dan terjaga, maka masih sangat wajar kalau fungsi seksual masih tetap baik. Apalagi kalau seseorang mendapat pengobatan untuk memperlambat proses penuaan. Jadi tidak ada masalah dengan fungsi seksualnya saat ini, asal satu lagi; istri juga dapat menikmatinya.

Seks masih bisa dilakukan sampai dengan lanjut usia, tentu saja sekali lagi dengan senantiasa menjaga kebugaran fisik dan mempertahankan kualitas psikis. Justru diperlukan antisipasi turunnya seksualitas seseorang pada saat usia menjelang tua, karena pembiarannya akan menyebabkan ketegangan dalam perkawinan.

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa proses penuaan sudah dimulai pada usia 25-35 tahun. Walaupun pada usia ini tanda penuaan belum tampak, tetapi perubahan yang menuju kepada penurunan berbagai fungsi tubuh telah dimulai.Setelah usia 35 tahun, proses penuaan semakin nyata terjadi dan mulai menunjukkan tanda fisik dan keluhan fisik dan psikis.Ini berarti, usia yang bertambah sama dengan menurunnya banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi seksual. Penurunan fungsi seksual ini juga akan menurunkan kualitas hidup. Perubahan kemunduran fisik dan psikis ini seringkali menimbulkan masalah seksual, baik bagi diri sendiri maupun pasangannya.

Karena itu, tidak jarang terjadi ketegangan perkawinan pada usia yang bertambah, yang berawal dari masalah seksual. Pada usia pertengahan, keluhan seksual mulai sering disampaikan, baik oleh laki-laki maupun perempuan. Tetapi bukan berarti sebelum usia pertengahan keluhan seksual tidak ada. Penurunan fungsi seksual terjadi seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh lainnya.

Keluhan atau gangguan fungsi seksual bahkan dapat dijadikan indikator terjadinya proses penuaan dan kondisi tubuh yang tidak sehat dan membiarkan gangguan fungsi seksual berlangsung lebih lama sama artinya dengan membiarkan munculnya akibat lebih jauh dan lebih buruk.

Gangguan fungsi seksual harus diatasi dengan cara yang benar di antaranya menentukan jenis disfungsi seksual yang terjadi, cari penyebab utamanya, pengobatan mengatasi penyebab, pengobatan mengembalikan fungsi seksual (dorongan seksual), bangkitan seksual (khususnya ereksi, perlendiran vagina pada perempuan), dan orgasme pencegahan.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi gangguan fungsi seksual walau usia bertambah, di antaranya terapkan gaya hidup sehat, pelihara komunikasi yang baik dengan pasangan, termasuk komunikasi seksual, dapatkan informasi seksual yang benar, hindari suasana yang monoton dengan melakukan variasi suasana sehari-hari, penampilan, rangsangan, dan posisi. 

Selain itu, hindari dan atasi stres, jangan gunakan ramuan atau obat tanpa petunjuk tenaga ahli, jangan percaya iklan tentang berbagai ramuan atau cara yang menyangkut seks, jangan merasa sehat hanya karena tidak ada keluhan. Periksa kesehatan secara berkala. Kalau terjadi gangguan seksual, segera berkonsultasi kepada dokter yang paham kesehatan seksual.

Reporter: bbn/oka



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami