Begini Sosok Raja di Bali Tahun 1500-an
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pada tahun 1595, empat buah kapal yang terdiri dari The Mauritius, Hollandia, Amsterdam, dan Duifje, berlayar dari Pelabuhan Texel Belanda menuju Maluku untuk mencari rempah. Dalam perjalanan, ekspedisi yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman ini sempat singgah di Bali dan bertemu Raja Bali waktu itu. Seperti apa ? Catatan perjalanan ekspedisi ini dibuat oleh seorang penulis Belanda, Jacob Kackerlack. Dalam catatannya, Jacob menulis Bali dengan Baly.
Dalam catatan berjudul "Beschrijvinghe vante Eylant ende Coninckrijck Baly" atau "Deskripsi Pulau dan Kerajaan Bali", Jacob mengatakan, ia dan rombongan ekspedisi Belanda tiba di Bali pada 27 Januari 1597.
"Kami disambut baik dan bersahabat oleh penduduk setempat. Mereka menyuguhkan air minum dan makanan, olahan daging babi yang lezat," tulis Jacob, tanpa merinci wilayah Bali bagian mana yang dimaksud. Tapi diperkirakan lokasinya di wilayah perairan Kuta. Dari penduduk setempat, tim ekspedisi dari Belanda kemudian membeli perbekalan sebelum melanjutkan perjalanan ke Maluku.
"Kami membeli dua ekor celeng. Penduduk juga membawakan kami unggas, telur, dan berbagai macam buah seperti limau, jeruk, dan masih banyak lagi. Sebagai gantinya kami menghadiahi mereka manik-manik, emas, dan beberapa butir peluru timah dan barang lainnya," tulis Jacob, seperti yang terangkum dalam buku Bali Tempo Doeloe.
Tim ekspedisi Belanda kemudian mengutus seorang bernama Paulus Van Caerden ke pantai untuk mengantar hadiah kepada raja Bali. Hadiah itu berupa kain beludru, manik-manik berkualitas terbaik berwarna merah, gelas, sepatu, cermin, dan jam besar berhias tulang binatang. Raja Bali waktu itu menerima persembahan itu dengan senang hati.
"Keesokan harinya, dari atas kapal kami menyaksikan kepulangan Paulus. Ia diantar raja hingga ke tepi pantai. Raja berada di atas kereta yang ditarik dua ekor kerbau berwarna putih. Raja duduk sendiri di atas kereta, memegang seutas cemeti yang digunakan untuk menggerakkan kerbau," tulis Jacob.
Raja Bali waktu itu dikawal sekitar 300 tuan tanah yang sebagian besar menunggang kuda. Para pengawal raja dipersenjatai tombak yang pegangannya terbuat dari emas dan ujungnya dari baja. Pengawal raja juga membawa selongsong anak panah berbentuk pipa yang digantung di punggung dengan menggunakan tali.
"Mereka (para pengawal) bisa mengambil anak panah dengan mudah jika musuh mendekat. Para pengawal raja juga memiliki senapan yang kekuatannya tidak sebanding dengan senjata laras panjang milik kami. Keris atau pisau semacam pedang Turki juga terselip di lipatan pakaian mereka,"jelas Jacob.
Reporter: bbn/psk