search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wagub Cok Ace: Jangan Berhenti pada "Nak Mule keto", Nilai Warisan Leluhur Perlu Diungkap
Minggu, 16 Februari 2020, 21:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menghadiri Festival Budaya Adiluhung Nusantara yang diselenggarakan di Jaba Pura Puri Agung Denpasar, Minggu (16/2/2020). 

[pilihan-redaksi]
Festival ini digelar serangkaian memperingati HUT ke-10 Padepokan Gagak Kerancang. Dalam kesempatan itu Wagub Cok Ace menyampaikan budaya sebagai bagian dari ilmu pengetahuan memiliki tiga unsur yaitu nilai, perilaku dan hasil karya manusia.

Lebih lanjut, dikatakan budaya dalam bentuk nilai bersifat universal, seperti di Bali ada istilah Rwa Bhineda yang bermakna kebenaran dan keburukan selalu berdampingan. Dalam budaya Bali, nilai itu kemudian teraktualisasi dalam hasil karya seni pertunjukan calonarang. 

"Saya yakin, di daerah lain ada pula nilai sejenis dengan sebutan yang berbeda. Nilai-nilai itu masih relevan dalam kehidupan kekinian. Hanya saja, perlu dikemas lagi agar mudah dipahami oleh generasi millenial," ungkapnya.

Cok Ace mengungkapkan harus ada gerakan untuk menganalisa nilai-nilai adiluhung  warisan leluhur. Jangan selalu berhenti pada ungkapan "nak mule keto'. Karena banyak sekali nilai-nilai yang bisa diungkap dari ajaran para pendahulu. 

"Saya menyambut positif ada perguruan tinggi yang menyiapkan program studi untuk mempelajari dan mengungkap rahasia di balik nilai-nilai tersebut," sebutnya.

Terkait dengan hari jadi padepokan, momentum ini bisa dijadikan untuk mengevaluasi apa yang telah dicapai selama sepuluh tahun. Padepokan juga diharapkan mengenalkan nilai universal kepada generasi millenial.

Sementara itu, Ketua Padepokan Gagak Kerancang Ki Raga Sukma menyampaikan terima kasih pada Penglingsir Puri Satria yang telah berkenan memberi tempat pelaksanaan festival. 

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan bahwa pendirian padepokan dilatarbelakangi oleh kecintaannya pada bangsa dan warisan leluhur. Pembukaan festival ditandai pemukulan gong oleh Wagub Cok Ace yang disaksikan Panglingsir Puri Agung Denpasar AA. Ngurah Oka Ratmadi dan Panglingsir Puri Pamecutan AA. Ngurah Manik Parasara. Peringatan hari jadi padepokan ditandai pemotongan tumpeng.

Reporter: Humas Bali



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami