search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ruhut Sitompul: Bali Harus Menjadi Baromater Kerukunan Beragama
Kamis, 20 Februari 2020, 17:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tokoh politikus sekaligus advokat, Ruhut Sitompul, mengatakan Bali harus bisa menjadi tauladan dan barometer kerukunan beragama, yang sudah terawat baik. Itu dapat diperkuat juga melalui sinergi dengan TNI dan Polri di bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. 

[pilihan-redaksi]
"Bersahabat lah dengan TNI dan Polisi sebagai Kamtibmas. Dua lembaga ini merupakan lembaga yang kuat," ujarnya saat menjadi narasumber dalam sarasehan yang digelar Bravo Lima, Kamis (20/2) di Aula Kampus Unhi Denpasar. 

Sarasehan yang dihadiri ratusan masyarakat lintas agama ini membahas tentang kerukunan beragama di Pulau Dewata. Selain Ruhut, sarasehan menghadirkan Ketua Umum FKUB Indonesia, Ida Pengelingsir Agung Putra Sukahet; Rektor Unhi, Prof. Dr. Made Damriyasa,M.S.; Ruhut Sitompul dan Kepala Pusat Litbang Keagamaan dan Manajemen Organisasi Kemenag, Dr. Muhammad Zein, MAg. Hadir pula Ditjen Bimas Hindu, Prof. Drs. Ketut Widnya, MA, M.Phil dan DPD RI AA. Gde Agung.

Dalam paparannya, Ida Pengelingsir Agung Putra Sukahet mengatakan bahwa kerukunan di Bali saat ini patut disyukuri. Itu karena sampai saat ini masyarakat di Bali mampu menjaga kerukunan ditengah beragam persoalan. 

"Walaupun cobaan hebat terjadi, kita masih rukun dan utuh, ini harus disyukuri. Kita berhasil masih bersatu padu di bawah Pancasila," ujarnya. 

Bagi dia, kerukunan yang terjadi di Bali bukan karena Bali tidak mengalami persoalan kerukunan, bahkan persoalan satu ini baginya sangat pelik. Kata dia, terciptanya kerukunan tidak lepas dari peran seluruh lapisan masyarakat dan juga organisasi yang menjunjung tinggi Pancasila. 

"Tantangan kerukunan ini semakin berat, seperti keberadaan kelompok radikal, sekarang dan sampai kapan pun. Mereka adalah yang sampai saat ini alergi terhadap perbedaan," ungkapnya.

Pada tahun 2019 lalu, Kementerian Agama RI menetapkan bahwa Bali menduduki peringkat ketiga secara nasional. Peringkat tersebut sekaligus mencatat penurunan peringkat Bali soal kerukunan selama tiga tahun sebelumnya. 

Sebagai wujud kerukunan, tokoh lintas agama yang hadir serempak berikrar untuk menjunjung tinggi toleransi. Terdapat tiga poin ikrar, yakni menjaga kerukunan bergama, berbangsa dan bermasyarakat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, bersama menciptakan suasana damai dan menolak paham radikalisme yang memecah bangsa. 

Pada akhir kegiatan, sarasehan ini ditutup dengan peluncuran buku Presiden RI berjudul "Kiprah Jokowi Membangun NKRI", yang kemudian secara simbolis diserahkan oleh Rektor Unhi, Prof. Dr. Made Damriyasa,M.S, kepada anggota DPD RI Dapil Bali, AA. Gede Agung.

Buku tersebut menyimpan informasi tentang kiprah Jokowi yang fokus kepada pembangunan infrastruktur negeri, untuk membuka potensi ekonomi Indonesia, sesuai dengan rencana yang ditargetkan.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami