search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kemenkes Tegaskan Virus Flu Babi G4 Belum Masuk Indonesia
Kamis, 9 Juli 2020, 14:15 WITA Follow
image

bbn/shutterstock

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kementerian Kesehatan menegaskan virus flu babi G4 yang baru ditemukan di China, belum masuk ke Indonesia. Meski begitu, Kemenkes meminta masyarakat tetap waspada mengingat jumlah peternakan babi di beberapa provinsi cukup banyak.


[pilihan-redaksi]
"Belum terlapor ada virus (di Indonesia) baik di babi juga manusia," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid dalam webinar bersama media, Kamis (9/7/2020) seperti dikutip dari Suara.com.


Nadia menyampaikan, ada sekitar 7 juta peternakan babi yang tercatat di Kementerian Pertanian. Beberapa peternakan besar tersebar di sekitar enam provinsi. Nusa Tenggara Timur jadi provinsi terbanyak dengan jumlah 2,5 juta ekor babi.


Tetapi diyakini, jumlah tersebut bisa saja lebih banyak. Karena di sejumlah daerah tertentu masyarakat juga beternak babi sendiri.


"Kita tahu babi dipelihara dan diternakkan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Ini mungkin agak sulit untuk mendata berapa jumlah babi yang diternakkan masyarakat," katanya.


Nadia juga menyampaikan, masyarakat harus menjaga kebersihan ternak babi sebagai upaya pencegahan virus G4 EA H1N1 tersebut. Meski sumber virus berasal dari China, tetapi ada baiknya tidak perlu menunggu impor kasus masuk ke Indonesia.


"Saya tidak bisa menegaskan potensi virus akan seberapa cepat di Indonesia. Artinya saat ini kita lihat update di China. Tapi bukan berarti menunggu tidak melakukan apa pun," ujarnya.


Prinsipnya, lanjut Nadia, pencegahan flu babi hampir mirip dengan Covid-19. Lantaran virus sama-sama menyerang sistem pernapasan manusia. Terutama bagi masyarakat yang memiliki peternakan babi atau berada di lingkungan tersebut, sebaiknya menghindari kontak langsung dengan babi yang sakit.


"Gunakan alat pelindung diri ketika bekerja dengan babi," kata Nadia.


Menjaga kebersihan tangan dan lingkungan menggunakan disinfektan sudah pasti harus dilakukan, tegas Nadia. Juga penting untuk melakukan vaksinasi hewan.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami