search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penyuluh Bahasa Bali Rawat Lontar Tentang Wariga Dan Usadha di Payangan
Senin, 28 September 2020, 22:50 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Meski di tengah pandemi covid, Penyuluh Bahasa Bali yang bertugas di Kecamatan Payangan tetap melakukan perawatan lontar. Mereka melaksanakan tugasnya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. 

Salah satu lontar yang dirawat tentang wariga dan usadha di rumah warga Banjar Pengaji, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar.

Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Payangan, I Wayan Suarmaja menjelaskan perawatan lontar tersebut berjumlah 41 cakep. Itu dilakukan lantaran beberapa kondisi lontar sudah ada yang rusak, karena tiga generasi penerus tidak ada yang menekuni. 

“Total jumlah lontar yang dikoleksi itu ada 41 cakep, dengan beberapa embatan-embatan yang sudah rusak,” jelasnya, Senin (28/9).

Dalam kesempatan itu, pria yang juga selaku Koordinator Penyuluh Bahasa Bali tingkat provinsi itu memaparkan isi lontar kebanyakan tentang wariga. Dimana yang mengarah ke pebayuhan oton atau tenung paweton. Selain itu terdapat juga lontar yang berkaitan dengan usadha. Meski sejak tiga generasi sampai saat ini tidak ada yang menekuni, namun saat ini masih disimpan dengan baik.

“Kami di Penyuluh Bahasa Bali melaksanakan kegiatan ini direncanakan dua kali, dikarenakan jumlah naskah yang cukup banyak. Dan tim yang turun juga terbatas, mengingat situasi saat ini di tengah pandemi. Saat melakukan perawatan naskah kami hanya turun bersama delapan orang, dan semua menggunakan protokol kesehatan,” ujarnya.

Suarmaja juga menjelaskan di tengah pandemi saat ini pihaknya mengaku belum bisa memaksimalkan kegiatan, terutama dalam perawatan lontar ke lapangan secara langsung. Sebab dibatasi dengan prosedur dan protokol kesehatan. Sehingga pihaknya lebih memanfaatkan pemberian materi atau pemahaman terkait Bahasa Bali melalui media sosial, dan pembahasan secara virtual. Salah satunya nama-nama buah, nama-nama jumlah uang, dan lain sebagainya. 

“Selama pandemi, kegiatan kita juga tidak bisa maksimal. Karena ruang gerak terbatas,” jelasnya.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami