search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kisah Penculikan Gubernur Sutedja, 1966 (3): Diculik Saat Presiden Soekarno Jadi Tahanan Rumah
Rabu, 30 September 2020, 14:55 WITA Follow
image

Beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pukul 22.30 WIB, 29 Juli 1966, kecurigaan pihak keluarga mulai muncul. Tepat pukul 23.00 WIB, AA Istri Ngurah Sunitri dan Drs M.A.E Sutedja (staf kementerian pertanian) membuat laporan tertulis untuk disampaikan ke sejumlah pihak terkait, sehubungan dengan hilangnya Gubernur Bali AA Bagus Sutedja.

Pihak keluarga langsung menduga Gubernur Bali Anak Agung Bagus Sutedja memang diculik TNI AD ke suatu tempat di Jakarta yang tidak diketahui untuk dibunuh.

AA Sunitri langsung melapor kepada Presiden Soekarno yang sudah berstatus tahanan rumah terhitung 3 Oktober 1965 oleh Menteri/Panglima Angkatan Darat, Letjen TNI Soeharto di Istana Negara Bogor.

Presiden Soekarno mengaku tidak pernah memanggil Gubernur Sutedja. Kementerian dalam negeri dan kantor DPA memberi jawaban yang sama. Kantor Markas Staf Komando Garnizun Medan Merdeka justru mengaku tidak pernah menjadwalkan berkoordinasi dengan Gubernur Bali.

Nama Kapten Teddy yang disebut empat penjemput Gubernur Sutedja, juga tidak dikenal di Markas Staf Komando Garnizun Medan Merdeka. Nomor jeep militer yang dipakai menjemput juga tidak tercatat di Garnizun.

Pihak keluarga akhirnya menyadari Gubernur Bali Anak Agung Bagus Sutedja orang dekat Presiden Soekarno, telah menjadi salah satu korban kriminalisasi politik.

Editor: Robby

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami