search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Limbah Produksi Kopi Ternyata Bisa Diolah Jadi Pakan Ternak
Rabu, 21 Oktober 2020, 13:50 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Dari serangkaian proses produksi kopi, selama ini kulit kopi hanya dijadikan sebagai sisa produk yang tidak terpakai (waste product). 

Hal ini terungkap dari hasil pengamatan yang dilakukan selama melaksanakan pengabdian masyarakat di Kopi Dadong yang beralamat di Desa Belantih Kintamani, Bangli, Bali.

Perbandingannya dalam 100 gram biji kopi yang dimasukkan ke dalam pulper, dihasilkan kurang lebih 35 gram kulit kopi yang selanjutnya hanya dibuang saja. Mengingat limbah hasil sampingan dari kulit kopi cukup besar, maka jika tidak diolah dengan baik akan menghasilkan pencemaran lingkungan. 

Maka dari itu, melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) Kopi Dadong Tahun II (Tahun 2020) dengan pembiayaan dari DRPM  Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang diketuai oleh Ni G. A. P. Harry Saptarini (Dosen Teknik Elektro Politeknik Negeri Bali) beserta tim yaitu I Gusti Ngurah Jemmy Anton Prasetia (Dosen Farmasi UNUD), I Made Rajendra (Dosen Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali) dan Ni Wayan Sadiyani (Dosen Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali) berupaya mengolah limbah tanaman kopi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan penguat (konsentrat) bagi ternak ayam di Kopi Dadong, Desa Belantih, Kintamani, Bangli.

Mereka berupaya untuk menjadikan limbah kopi yang dikombinasikan dalam metode dan formula yang tepat dapat digunakan sebagai pakan ternak yang layak. Kegiatan yang didanai oleh DRPM Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi ini sebelumnya sudah dipublikasikan dalam Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian 2020.

Dijelaskan dalam penelitian di lapangan, kulit kopi memiliki kandungan nutrisi dan senyawa yang potensial untuk dapat diubah menjadi produk bernilai tambah. Berdasarkan penelitian, kandungan dalam kulit kopi meliputi protein kasar 10,4%; lemak kasar 2,13%; serat kasar 17,2% (termasuk lignin); abu 7,34%; kalsium 0,48%; posfor 0,04%; energi metabolis 14,34 MJ/kg. 

Adanya kandungan tersebut menyebabkan kulit kopi berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk lainnya, salah satu contohnya adalah pakan ternak. Namun, kelemahan dari penggunaan kulit kopi segar adalah kandungan air yang masih tinggi. Kulit kopi masih memiliki kadar air yang tinggi, yaitu 75-80%. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan produk sehingga setelah melalui proses pengupasan kulit kopi harus segera dikeringkan.

Pemanfaatan kulit kopi sebagai pakan dapat dikategorikan sebagai pakan nabati. Pakan yang beredar di pasaran umumnya berbentuk butiran halus (tepung/mash), butiran kasar (pecah/crumble) dan berbentuk pelet. Sedangkan, pakan berbentuk pelet lebih disenangi oleh peternak karena kemudahan dari segi handling pakan, lebih tahan terhadap kerusakan selama penyimpanan dan bentuknya yang seragam menyebabkan ternak tidak akan diberikan kesempatan untuk memilih makanan sehingga keseluruhan pakan dapat habis dikonsumsi. 

"Pada proses produksinya, karakteristik fisik pelet harus diperhatikan. Tingkat kekerasan pelet akan berdampak pada stabilitas produk pakan," sebut Ayu Putu Harry saat dikonfirmasi, Rabu (21/10/2020).

Maka itu, pihaknya menggunakan pati singkong yang dikombinasikan dengan kulit kopi untuk pembuatan pelet sebagai bahan pengikat pada perbandingan 1:5; 1:10 dan 1:15. Sehingga dari kesimpulan penelitian, kulit kopi yang dikombinasikan dengan pati singkong dapat menghasilkan produk pelet untuk pakan ternak. 

"Peningkatan jumlah pati singkong akan memberikan karakteristik fisik berupa kadar air, kekerasan dan kerapuhan pelet yang berbeda signifikan namun penambahan ini tidak menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran pelet yang dihasilkan," sebutnya. 

Selain itu, kesimpulan lainnya adalah Formula 2 (Perbandingan Kulit Kopi dengan Pati Singkong adalah 1 : 10) menjadi formula terpilih yang dapat dikembangkan selanjutnya menjadi formula pakan ternak berbentuk pelet dari kulit kopi yang dapat ditambahkan nutrisi bahan lainnya.

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami