search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
SE Gubernur Dinilai Berdampak Besar bagi Pelaku Pariwisata
Kamis, 17 Desember 2020, 22:40 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Terbitnya Surat Edaran Gubernur Bali No 2021 tahun 2020 dari segi finansial dinilai sangat besar berdampak pada pariwisata Bali.

Seperti yang terlihat di media terkait adanya pembatalan 133.000 tiket kunjungan ke Bali yang mengakibatkan pengembalian uang tiket (refund tiket) mencapai Rp317 miliar dan potensi kerugian untuk Bali yang diperkirakan mencapai Rp967 miliar.

"Jika dilihat dari sisi Industri terutama makanan dan minuman, potensi kerugian meskipun belum dihitung namun sudah bisa dibayangkan bahwa kerugiannya sangat besar," jelas Ketua Indonesia Food and Beverage Executive Assosiation (IFBEC) Bali, Ketut Darmayasa, Kamis (17/12) saat dikonfirmasi di Denpasar.

Semua calon pengunjung atau wisatawan yang akan berkunjung sudah pasti akan makan dan minum, dimana itu bisa menaikkan perekonomian masyarakat baik di industri maupun di kalangan umum. 

Jika dilihat saat ini, kata dia, beberapa hotel telah buka dengan protokol kesehatan dengan pembuktian tersertifikasi CHSE dan verifikasi dari Dinas Pariwisata prov/kab/kota se Bali, begitu juga hotel yang sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk menyambut datangnya musim perayaan.

"Ini bisa dikatakan kesempatan emas buat mereka untuk mencari revenue buat usahanya dan penghasilan keluarganya, kerugian yang sudah bisa terlihat dalam persiapan tesebut meliputi  biaya dekorasi, entertainment, tiket, pembuatan market list untuk makanan dan minuman yang sudah terlanjur diproses," paparnya.

Terkait dengan hal tersebut dari anggota IFBEC Bali pada dasarnya kurang setuju dengan kebijakan tersebut apalagi sifatnya sangat mendadak di tengah mereka sedang dalam persiapan perayaan.

"Memang sangat dilema antara kesehatan dan ekonomi, semoga ada perkembangan baru dari SE tersebut," ujarnya.

Setelah adanya masukan dari beberapa pihak, menurutnya mungkin yang bisa dijadikan pertimbangan adalah merelokasi atau pengalihan beberapa anggaran dana hibah. Atau, lanjutnya dana program branding pariwisata masing-masing kabupaten/kota se Bali bisa dialihkan untuk rapid antigen kepada calon pengunjung atau wisatawan ke Bali.

Selain itu, kata dia, program CHSE pengontrolannya diperketat dengan menerjunkan aparat dan melibatkan desa Adat atau mungkin ada strategi lain .

"Kami semua menyadari bahwa Bali memang sebagai percontohan dan citra positifnya harus dijaga, Bali harus sehat dan Pariwisata harus kuat, mengelola covid memang harus dengan kehati-hatian, salah melangkah maka dampaknya akan lebih besar lagi. Namun segala keputusan yang berdampak kepada masyarakat luas harus diperhitungkan jauh sebelumnya juga," paparnya.

Dia menambahkan, apapun menjadi keputusannya semoga itu yang terbaik buat banyak orang, karena kita meyakini setiap keputusan akan berdampak pada 2 hal, dirugikan atau diuntungkan.

"Seperti ada pepatah bilang unity grows when we pair teruslah bersatu," tutupnya.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami