search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Vaksin Covid-19 Sinovac Mulai Dikirim ke 34 Provinsi
Minggu, 3 Januari 2021, 21:00 WITA Follow
image

bbn/Setpres

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Juru bicara vaksin Covid-19 Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, Vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China, mulai didistribusikan ke 34 provinsi hari ini. Setelah sampai vaksin akan disimpan di puskesmas dan kantor kesehatan pelabuhan.

"Mulai hari ini vaksin akan mulai kita distribusikan ke 34 provinsi. Tentu ini sudah kita siapkan juga bahwa fasilitas yankes kita juga didukung lebih dari 10 ribu puskesmas, ada kantor kesehatan pelabuhan 40 sekian. Semuanya sudah disiapkan untuk rantai dinginnya untuk menerima vaksin ini," jelas Bambang dalam konferensi pers virtual bersama Kementerian Kesehatan, Minggu (3/12/2020) dikutip dari Suara.com.

Bambang menyampaikan, Indonesia sudah beberapa kali melaksanakan program vaksinasi. Menurutnya, selama ini program vaksinasi berjalan dengan baik, karenanya ia yakin hal yang sama juga bisa terjadi pada vaksinasi Covid-19.

"Distribusinya melibatkan seluruh pihak, tak hanya Bio Farma sebagai distributor, tapi melalui provinsi, kabupaten/kota, dan puskesmas. Sehingga nanti perjalanan dari Bio Farma ke puskesmas ini berjalan baik. Semua rantai dingin dijaga pada suhu 2 sampai 8 derajat Insyaallah semua kita sudah siap," tuturnya.

Ia mengatakan bahwa menjaga rantai dingin itu penting agar kualitas vaksin juga tetap terjaga.

"Sehingga vaksin nanti yang akan digunakan masyarakat benar-benar terjamin mutu dan kualitasnya, dan dapat dijaga rantai dinginnya, pendistribusiannya sampai dengan puskesmas atau nanti bila perlu di posyandu," katanya.

Hingga saat ini, Bio Farma telah menerima 3 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac. Bambang mengatakan, telah dilakukan serangkaian pengujian mutu baik yang dilakukan baik oleh Bio Farma maupun juga Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Badan POM.

"Vaksin hanya akan digunakan untuk program vaksinasi setelah ada persetujuan penggunaan darurat yang dikeluarkan oleh Badan POM, dan bukan sebagai vaksin untuk uji klinis," ucapnya.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami