search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Prokes Ketat Setiap Gelaran Upacara di Taman Prakerti Bhuana Beng
Sabtu, 16 Januari 2021, 11:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Pelaksanaan pernikahan virtual di Taman Prakerti Bhuana Beng (TPB) dilakukan dengan protokol kesehatan ketat, dimana tempat gelaran upacara ini sudah lolos 99% sertifikasi CHSE dari Kementerian Pariwisata dan sertifikat protokol tatanan kehidupan era baru oleh Dinas Pariwisata Gianyar. 

Physical distancing diatur saat prosesi upacara berlangsung. "Ballroom dengan kapasitas 500 orang, kami batasi maksimal masuk 50 orang per sesi baik itu, mengikuti acara atau saat menikmati hidangan. Per meja tamu, maksimal diisi 3 orang," ungkap Ida Bagus Aji Mangku Putu Adi Supartha Ssos, selaku pengelola Taman Prakerti Bhuana Beng, Kamis (14/1). 

Ditegaskan pula, protokol kesehatan ketat juga berlaku untuk semua aktivitas di TPB. Termasuk upacara manusa yadnya khusus bayi mulai tutug ngambuan (bayi berusia 42 hari), nelubulanin (bayi usia 3 bulan), dan ngotonin (bayi usia 6 bulan). 

"Khusus bayi, kita buatkan sesi khusus di pagi hari sebelum aktivitas yang lain semisal metatah atau pernikahan. Acara untuk bayi kami mulai pukul 06.00 WITA sampai pukul 08.00 WITA. Jadi sangat steril," imbuhnya. 

"Paket ngambuanan 42 hari, tiga bulanan ngotonan, megunting nista madya utama, sesuai kemampuan umat tanpa mengurangi makna dan nilai. Kalau 42 hari Rp 1,5 juta. Tiga bulanan atau ngotonan mulai Rp 3,5 juta. Sudah lengkap dengan guling dan upacara tuun tanah," jelasnya.

Selain itu, untuk upacara Metatah juga menerapkan protokol kesehatan. Terutama dalam hal peralatan yang digunakan. Satu orang, dapat 1 set alat petatahan, steril. Tidak digunakan bersama-sama," jelasnya. 

Karena pandemi pula, biaya metatah ini turun kisaran Rp 15 juta untuk 6 orang. "Dulu sebelum pandemi, sekitar Rp 20 juta. Sekarang kita bantu ringankan di masa pandemi," imbuhnya. 

Diakui Tuaji, masyarakat nyaman menggelar upacara manusa yadnya di TPB karena fasilitasnya yang lengkap dan tempat yang luas. Terutama untuk parkir, disediakan lahan luas yang mampu menampung 200 kendaraan roda 4. 

"Kami juga perhatikan penataan Taman yang indah, asri dan sejuk," terangnya. Sejak pandemi, TPB hanya tutup seminggu ketika bulan Maret 2020. Namun saat sudah buka, permintaan upacara yadnya memang turun. "Memang turun, tapi kami tetap jalan dan tidak ada memPHK karyawan," jelas lulusan Ilmu Sosial Politik Universitas Warmadewa ini.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami