search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Popularitas Renon Mendominasi, Desa Tanjung Bungkak Perkuat Identitas Diri
Minggu, 7 Februari 2021, 11:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tenggelam karena popularitas Renon sebagai pusat pemerintahan provinsi Bali, Desa Tanjung Bungkak ingin memperkuat identitas diri sebagai pusat kesenian di wilayah Denpasar dengan signage atau papan informasi nama.

Bendesa Tanjung Bungkak I Ketut Suweden mengatakan terpinggirkannya nama Tanjung Bungkak ditengarai karena sejumlah faktor. Diantaranya, pertama, pelafan yang relatif lebih sulit dibanding menyebut Renon. 

Dan kedua, masih banyaknya usaha di wilayah Desa Tanjung Bungkak yang menggunakan Renon sebagai alamat kantornya. Dengan adanya simbol nama ini, menurutnya diharapkan membangun identitas desa dan menambah kepercayaan diri warga untuk mengembangkan potensi-potensi di desa. 

"Di sini dulu pusat kesenian yang ada di Bali. Karena saat itu belum ada di tempat lain. Seperti Tari Legong dan Tari Kecak. Sekarang kita masih melanjutkan jejak sejarah itu, dengan melestarikan Sekaa Arja," ujarnya saat peresmian signage 'Tanjung Bungkak' di depan Pura Kahyangan Desa Adat Tanjung Bungkak, Sabtu (6/2/2021). 

Senada, Agung Prianta selaku salah satu warga Desa Tanjung Bungkak dan penggagas signage tersebut mengungkapkan pembuatan signage ini dimaksudkan untuk memperkuat eksistensi Desa Tanjung Bungkak di wilayah Denpasar. 

Dulunya, kata dia, nama Tanjung Bungkak dikenal sebagai desa yang menghubungkan antara Denpasar dan Sanur. Namun seiring waktu saat ini anak muda di Denpasar malah tidak tahu nama Tanjung Bungkak. Malah dianggap satu wilayah dengan Desa Adat Renon.

"Dulu, saat saya kecil, Tanjung Bungkak dikenal banyak orang. Namun kini, tak banyak yang tahu dimana itu Tanjung Bungkak. Orang Denpasar lebih mengenal tetangga kami, Desa Adat Renon," terangnya.

Sementara itu, Prof Suli selaku pemerhati kesenian Bali yang juga warga Tanjung Bungkak berharap papan nama ini menjadi contoh bagi desa lain untuk melestarikan aksara Bali. Praktik ini baginya juga menunjang upaya Pemprov Bali dalam menguatkan identitas Bali yang terangkum dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018. 

"Signage bertuliskan aksara Bali ini sangat saya senangi. Ini perlu ditiru desa adat lain untuk melestarikan budaya Bali agar bisa sustain (bertahan)," tuturnya.

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami