Pengrajin Mainan Musik dari Batok Kelapa di Jembrana Hampir Mati Suri
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Dampak pandemi covid-19 bagi perekonomian khususnya di kalangan pengusaha kecil menengah di Kabupaten Jembrana sangat dirasakan. Seperti yang dialami oleh salah satu pengrajin batok kelapa di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Jembrana ini.
Pengrajin mainan musik dari batok kelapa Made Urita Adi Sujarwo beralamat di Desa Pohsanten Kecamatan Mendoyo Jembrana ini sangat merasakan dampak pandemi covid-19 ini. Usaha yang digeluti dari tahun 2005 lalu ini, produksinya anjlok hingga 95 persen. Apalagi sebagian pemesan kerajinan ini dari sektor pariwisata.
"Sebulan saat virus corona masuk ke indonesia tepatnya pada bulan maret tahun 2020 orderan dari langganan mulai menurun. Karena produksi turun drastis, maka usaha kami hampir mati suri," keluh Made Urita, Kamis (25/02/2021).
Made Urita menambahkan, akibat penurunan pemesanan lantaran pandemi berimbas pada omzet usaha yang menurun drastis. Sebelum pandemi covid-19 melanda indonesia dari bulan Februari 2020 lalu, omzet yang berhasil diraup rata-rata Rp75 juta per bulan.
Akibat produksinya anjlok, juga berdampak di sektor tenaga kerjanya dimana sebelumnya mampu memperkerjakan sebanyak 25 orang, kini hanya memiliki tenaga kerja hanya 5 orang saja.
"Syukur saat ini ada orderan tiap bulannya meskipun hanya 800 ribu selama sebulan," imbuh Made Urita.
Sementara itu, Perbekel Desa Pohsanten Mendoyo, Kade Agung Sultra mengatakan di desanya ada 3 pengerajin namun hanya satu yang masih aktif berproduksi. Ia menyarankan agar pengrajin ini semua berproduksi agar orderan bisa dibagi rata.
"Pihak Desa tidak bisa membantu pengrajin batok kelapa dengan materiil, namun hanya bisa memberikan masukan jika ada orderan harap bisa dibagi, sehingga terjadi pemerataan," katanya.
Reporter: bbn/jbr