Dari Rp17 Miliar, Uang Pasutri Ini Kini Hanya Sisa Rp50 Juta
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Dalam beberapa waktu yang lalu, keberadaan Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak, warga yang tinggal di dalamnya berbondong-bondong beli mobil. Para warga di desa tersebut mendadak kaya. Itu karena mereka baru menjual tanahnya pada PT Pertamina. Perusahaan tersebut diketahui akan membangun kilang minyak Grass Root Refinery (GRR). Ini merupakan kerja sama antara Pertamina dan Rosneft asal Rusia.
Lebih lanjut, perusahaan ini akan dibangun pada tidak desa yang ada di Kecamatan Jenu. Yakni Sumurgeneng, Wadung, dan Kaliuntu. Untuk aksi borong mobil, Kepada Desa Sumurgeneng, Gihanto pun membenarkannya. Mengutip dari detik.com, Gihanto membenarkan bahwa mobil-mobil yang dibeli oleh warganya tersebut benar hasil mendapat uang dari lahan yang mereka jual.
Gihanto juga mengatakan bahwa rata-rata warga di sana mendapatkan Rp8 miliar. Bahkan, ada pula warga dengan kepemilikan lahan sebesar 4 hektar dan menerima uang sebesar Rp26 miliar.
Angka yang diperoleh tersebut tentunya sangat fantastis. Sehingga, tak heran jika banyak dari warga sana yang menginvestasikan dana mereka untuk membeli mobil.
Sejak dimulainya pencairan dana dari lahan yang dibeli, sudah ada sebanyak 176 warga yang membeli mobil baru. Warga diketahui mencairkan dana melalui konsinyasi dari Pengadilan Negeri Tuban dan adapula yang melalui tahap awal tanpa melalui proses pengadilan.
Kemudian, Gihanto juga menjelaskan beberapa jenis mobil yang dibeli warganya. Mulai dari Kijang Innova, Honda HR-V, Fortuner, Pajero dan Honda Jazz. Menurutnya, rata-rata satu orang membeli satu mobil. Namun ada pula yang membeli 2 hingga 3 mobil.
Warga desa di sana terhitung sebanyak 840 KK. Sebagaimana yang Gihanto katakan, warga yang menjual tanah kepentingan kilang minyak tersebut terhitung sekitar 225 KK.
Sedangkan harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter, diketahui dimulai dari Rp600-800 ribu. Sehingga, penjualan yang didapat oleh warga Tuban itu sendiri rata-ratanya mencapai miliaran rupiah.
Salah satu warga yang beruntung mendapat rezeki bak durian runtuh ini adalah pasutri Ali Sutrisno dan Siti Nurul, Bunda. Kabarnya, pasangan ini mendapatkan uang hingga Rp17 miliar.
Di awal memiliki uang tersebut, keduanya sempat tampil untuk diwawancarai oleh berbagai stasiun televisi. Saat ditanya, pasangan ini mengakui bahwa mereka menjual tanahnya sekitar 2,2 hektar.
Dari transaksi tersebut, mereka pun langsung membeli tiga buah mobil baru, membeli tanah lagi, dan sisanya ditabung. Namun kabar terbaru menyebut uang yang dimiliki Ali dan Nurul kini hanya tersisa Rp50 juta. Selain itu, pasutri ini pun kini seakan menghilang dan menolak untuk diwawancarai.
"Kalau yang istrinya itu sudah nggak mau diwawancarai awalnya itu istrinya yang diwawancarai setelah itu baru Pak Alinya yang kita wawancarai," ucap salah seorang kontributor InsertLive, dikutip pada Selasa (6/4/2021). "Karena yang dapat banyak itu Pak Ali itu kayaknya dapat Rp17 miliar kalau nggak salah kemarin diwawancarai lagi sisa Rp50 juta," lanjutnya.
Kondisi Desa Sumurgeneng, Tuban Saat Ini
Sebelumnya, Desa Sumurgeneng, Tuban ini tak ubahnya seperti desa biasa pada umumnya. Menariknya, Desa Sumurgeneng termasuk yang padat penduduk, yang mana mayoritas warganya bekerja sebagai petani, wiraswasta hingga industri sekitar seperti Pertamina dan lainnya.
Selain itu, Desa Sumurgeneng juga memiliki sejumlah objek wisata yang populer di kalangan traveler setempat. Diantaranya seperti Pantai Remen Tuban hingga Vihara Kwan Sing Bio.
Tuban merupakan salah satu kabupaten berada di pantai Utara Jawa atau Pantura. Lokasinya bertetangga dengan Rembang, Lamongan dan Bojonegoro.
Untuk mencapai Tuban, bisa memanfaatkan jalan tol Trans Jawa atau naik bus. Total perjalanan via darat sekitar 10 jam dari Jakarta. Namun, ini bisa dicapau lebih cepat jika menggunakan pesawat dengan rute Surabaya dan dilanjutkan via jalur darat.
Sementara itu, seiring dengan pemberitaan yang beredar, kondisi terkini Desa Tuban terlihat kosong melompong. Warga desa diketahui menolak untuk bertemu dengan wartawan media.
Dengan pemberitaan tersebut, desa mereka banyak didatangi oleh oknum yang tak bertanggung jawab. Menurut informasi, oknum-oknum tersebut mengunjungi tiap rumah untuk meminta uang sumbangan.
Lebih lanjut, warga desa miliarder itu pun merasa tak nyaman dengan pemberitaan tentang desanya. Saat ini, hanya terlihat tumpukan kerikil dan pasir yang ada di depan rumah warga.
Tumpukan kerikil hingga pasir itu digunakan sebagai bahan untuk membangun rumah para warga. Begitu pula dengan mobil-mobil mewah yang dibeli tampak terparkir di dalam rumah warga.(sumber: haibunda.com)
Reporter: bbn/net