search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Siti Fadilah Disuntik Vaksin Nusantara Oleh Terawan
Sabtu, 24 April 2021, 11:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Siti Fadilah Disuntik Vaksin Nusantara Oleh Terawan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.


Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari disuntik Vaksin Nusantara yang kini dikenal dengan penelitian sel dendritik di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat atau RSPAD Gatot Soebroto, Jumat (23/4/2021). Siti mengaku penyuntikan sel dendritik kepadanya dilakukan langsung oleh Terawan Agus Putranto yang juga mantan Menkes.

"Saya sebagai relawan penelitian vaksin imunoterapi dari dr Terawan, hari ini jam 11 pagi di RSPAD, saya disuntik sel dendritik saya sendiri yang diambil dari darah saya sendiri 8 hari yang lalu sebanyak 40 cc," kata Siti Fadilah dalam keterangannya, Jumat.

Dia menyebut tidak merasakan gejala apapun setelah penyuntikan sel dendritik miliknya sendiri. Selanjutnya ia akan kembali ke RSPAD untuk memeriksa antibodi di dalam darahnya apakah metode ini bekerja meningkatkan antibodi melawan Covid-19 atau tidak.

"Rasanya seperti suntikan biasa, tidak ada yang saya rasakan sama sekali. Sekarang saya nunggu, diambil darah saya lagi untuk menghitung antibodi beberapa hari lagi. Tujuannya untuk dibandingkan dengan jumlah antibodi saya sebelumnya," jelasnya.

Siti Fadilah berharap jika penelitian ini berhasil dan bisa dikembangkan untuk melawan semua mutasi virus Covid-19 yang kian mengkhawatirkan. 

"Nantinya diharapkan bukan hanya untuk Covid-19 saja, tapi bisa digunakan untuk semua antigen dari mutasi Covid-19 yang saat ini tersebar diberbagai belahan dunia," tutur Siti.

Untuk diketahui, polemik vaksin Nusantara sudah menemui titik terang karena RSPAD, Kementerian Kesehatan, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan, telah bersepakat. Kesepakatan itu adalah mengenai penelitian ini bukan kelanjutan uji klinis adaptif fase 1 vaksin yang berasal dari sel dendritik autolog.

Sebelum dipakai, sel dendritik itu diinkubasi dengan spike protein severe acute respiratory syndrome coronaVirus-2 pada subjek yang tidak terinfeksi Covid-19, dan tidak terdapat antibodi anti-SARS-CoV-2.

"Karena uji klinis fase 1 yang sering disebut berbagai kalangan sebagai program Vaksin Nusantara ini masih harus merespon beberapa temuan BPOM yang bersifat critical and major," tulis Dinas Penerangan TNI AD.

Tim Peneliti Utama vaksin Nusantara Kolonel Corps Kesehatan Militer (CPM) Jonny menyebut ada 180 orang relawan yang terlibat dalam penelitian ini.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami