Upaya Desa Punggul Abiansemal Wujudkan Sampah Tuntas di Desa
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Masalah sampah memang menjadi masalah yang pelik sampai saat ini, maka dari itu sangat diperlukan terobosan dalam upaya menangani dengan baik dan kosisten.
Seperti halnya di Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung telah melaksanakan pengelolaan sampah berbasis sumber secara mandiri.
Dikutip dari Beritabadung.id, pengelolaan sampah berbasis sumber di desa digital itu berawal dari keprihatinan melihat pintu masuk Desa Punggul yang terkesan sengaja dijadikan seperti TPS (Tempat Pembuangan Sampah) liar. Parahnya, ada warga dari luar kabupaten ikut membuang sampah di situ.
“Yang buang sampah di pintu masuk Desa Punggul tidak semua warga kami. Justru orang-orang luar yang sering memanfaatkan tempat itu untuk pembuangan sampah. Bahkan kami pernah tangkap pembuang sampah itu dari luar kabupaten yang sengaja buang limbah sampah di situ,” papar Perbekel Desa Punggul, Kadek Sukarma di desa setempat belum lama ini.
Pelan-pelan, Desa Punggul mulai berbenah ingin mewujudkan “Sampah Desa Tuntas di Desa”. Untuk mencapai tujuan tersebut, Desa Punggul kemudian membentuk TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) Punggul Hijau. Namun, membangun TPS 3R tidak semudah membalikkan telapak tangan.
“Yang menjadi kendala pertama adalah dari warga sendiri. Baru dikatakan akan membangun tempat pengelolaan sampah, warga sudah pesimis duluan. Dibilang nanti bisa menimbulkan bau, mengundang lalat, dan sebagainya,” ujarnya.
Membangun TPS 3R, Desa Punggul bekerja sama dengan Yayasan Punggul Hijau dan BUMDes. Yayasan Punggul Hijau yang menyiapkan lahannya serta yang menjadi pengelola di TPS 3R tersebut. Sedangkan pihak desa menyiapkan sarana prasarananya berupa mesin dan tenaga kebersihan yang mengangkut sampah-sampah dari rumah warga.
Setelah terwujud TPS 3R, pengelolaan sampah kemudian dibagi menjadi dua, yakni sampah yang bisa selesai di rumah tangga dan sampah yang harus dikelola di TPS 3R. Sampah yang selesai di rumah tangga yakni sampah sisa dapur diselesaikan dengan memberi tiap warga satu gentong bernama Tong Edan. Sehingga potongan sayur, buah, dan sisa-sisa makanan lainnya akan menjadi kompos di Tong Edan itu.
“Tong Edan ini untuk menampung sampah sisa makanan yang nantinya akan diberikan cairan bernama Liang, sejenis cairan EM-4 yang mengandung mikroorganisme yang sangat bermanfaat untuk tanah. Dari Tong Edan tersebut, setiap dapur akan menghasilkan pupuk cair dan puput padat yang bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman di pekarangan rumah,” ujarnya.
Selain dibantu Tong Edan di setiap dapur, masing-masing rumah warga juga diberikan dua tempat sampah untuk memilah organik dan non organik. Sehingga praktis pemilahan sampah sudah dilakukan mulai dari rumah. Tempat sampah ini berbahan kampil atau karung beras.
Adapun alur pengelolaan sampah selama pandemi, yakni petugas kebersihan akan mengambil sampah plastik dan non plastik ke tiap rumah. Seminggu dijadwalkan sebanyak satu hingga dua kali pengambilan sampah.
Setelah sampah dijemput dari rumah warga, selanjutnya sampah dikirim dan dibongkar TPS 3R. Sedangkan untuk sampah organik seperti sampah daun akan langsung dicacah dengan mesin, dan hasilnya menjadi kompos. Sementara untuk sampah plastik yang masih bernilai jual seperti botol akan dimanfaatkan menjadi produk-produk bernilai ekonomis.
Sedangkan sampah plastik yang tidak bernilai jual seperti kresek dan plastik kemasan produk akan dicuci dan dibersihkan terlebih dulu. Setelah kering lalu dioven ke dalam mesin. Dari hasil oven, sampah-sampah tersebut akan menjadi semacam tepung.
Dari tepung tersebut kemudian diolah menjadi barang bernilai ekonomis seperti souvenir, piala, cinderamata, patung, hiasan dinding, topeng, dan karya kreatif lainnya.
Di balik semua keberhasilan menangani sampah dan prestasi yang diraih, Sukarma menegaskan jika hal ini tidak akan terwujud jika tanpa dibarengi dengan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah.
“Tanpa dukungan semua elemen ini tidak akan bisa terlaksana," tutupnya.
Reporter: bbn/aga