search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tega! Penjual Kacang Disabilitas Dihajar Preman Mabuk
Rabu, 19 Mei 2021, 18:40 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Tega! Penjual Kacang Disabilitas Dihajar Preman Mabuk

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Aksi premanisme menimpa seorang penyandang disabilitas bernama Irvan Kurniawan (21). Ia dipukuli preman karena menolak memberikan uang pada preman tersebut.

Irvan merupakan penjual kacang asin di depan salah satu minimarket di wilayah Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Kejadian nahas itu pernah ia alami ketika berjualan kacang asin. Preman dalam kondisi mabuk tiba-tiba datang menghampirinya dan meminta sejumlah uang.

Ia enggan memberikan uang pada preman itu mengingat penjualan kacang asinnya belum begitu banyak. Preman itu kemudian emosi dan memukuli penyandang disabilitas itu.

Peristiwa itu merupakan satu di antara banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi Irvan ketika mengais rejeki dengan berjualan kacang asin.

Namun, meski dengan keterbatasan fisik, setiap hari ia berjualan dari pagi sampai malam demi membantu perekonomian keluarga.

Irvan mengaku sempat dilarang oleh orang tuanya untuk berdagang.

“Namun saya tetap ingin berdagang, tidak mau bergantung sama orang tua,” ujar Irvan Selasa (18/5/2021).

Irvan mengatakan, setiap hari pulang ke rumah tidak menentu. Kadang sore atau bahkan sampai tengah malam.

“Tergantung penjualan, kalau sudah habis, sore juga pulang, tapi kalau masih banyak ya terpaksa sampai malam,” katanya.

Irvan pun menceritakan kisah sedihnya sebagai seorang pedagang penyandang disabilitas.

Suatu malam, ia didatangi preman yang sedang mabuk dan meminta uang kepadanya.

Namun Ivan menolak untuk tidak memberikan uang lantaran hasil penjualan kacang asinnya sedikit.

Si preman itu lalu memukulinya hingga memar. Ia mengaku tidak kenal dengan preman tersebut.

“Saya tidak kasih uang karena pendapatan baru sedikit, saya juga tidak habis pikir kenapa ada orang tega seperti itu, beraninya sama penyandang disabilitas,” jelas Irvan.

Ia mengungkapkan, sudah berjualan kacang asin sejak tahun 2017 silam.

Dalam sehari ia mendapatkan uang tidak menentu, kadang Rp50 ribu, Rp75 ribu atau bisa sampai Rp100 ribu kalau ramai.

“Alhamdulillah, meski saya seorang penyandang disabilitas, namun saya tidak merepotkan keluarga,” pungkasnya.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami