search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pandemi, Bali Jajaki Potensi Wisatawan "Digital Nomad"
Kamis, 27 Mei 2021, 17:40 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Salah satu potensi wisatawan yang perlu mendapat perhatian di Bali di saat pandemi covid-19 adalah "Digital Nomad".

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi, Putu Astawa mengatakan bersama para kelompok ahli pembangunan Provinsi Bali bidang Pariwisata ia menyampaikan bahwa Bali akan  serius menangani pariwisata  Digital Nomad ini. Untuk itu diperlukan banyak informasi yang berkaitan dengan kegiatan para Digital Nomad di Bali. 

"Jadi dalam rangka menggali informasi itulah saya dan rombongan  melakukan pemantauan dan menggali informasi dari pemilik Dojo Bali Coworking, Michael Craig, sehingga ke depan bisa dibuatkan kebijakan terkait para Digital Nomad ini", ungkapnya saat melakukan pemantauan terhadap kegiatan para Digital Nomad di Dojo Bali Coworking, Canggu, Kuta Utara, Kamis (27/5).

Menurut Michael Craig, bule asal Asutralia yang sudah hampir 10 tahun di Bali bahwa Digital Nomad memiliki potensi yang sangat bagus dikembangkan di Bali. 

"Digital Nomad adalah orang-orang kelas menengah ke atas, jadi mereka adalah orang-orang berduit. Mereka tinggal di Bali dalam jangka waktu yang cukup lama minimal setahun. Jadi masa tinggal yang lama akan berdampak pada ekonomi masyarakat di Bali dari akomodasi, makan minum dan kebutuhan lainnya," tambahnya. 

Ia juga menjelaskan bahwa selama masa pandemi, Bali adalah tempat yang dianggap paling aman bagi para digital nomad untuk tinggal dan bekerja. 

"Dengan berkembangnya pariwisata Digital Nomad, maka juga akan berdampak pada pendapatan pemerintah dari sektor pajak," pungkasnya.

Ketua PHRI Badung, yang juga anggota Kelompok Ahli Pembangunan bidang Pariwisata, IGAN Rai Suryawijaya juga sangat mendukung pengembangan pariwisata di sektor ini. Dengan adanya wisatawan ini akan bisa memberi peluang juga pada akomodasi2 masyarakat seperti homestay, villa maupun akomodasi milik masyarakat lainnya. 

Tentunya ini perlu mendapat perhatian khusus pemerintah, maka dari itu perlu dibuat Focus Group Discussion untuk memberi madukan kepada pemerintah terkait kebijakan yang harus dikeeluarkan nanti.

Sebelumnya, Pandemi Covid-19 telah mengajarkan manusia bagaimana harus hidup bersih dan sehat, selain itu pandemi juga mengenalkan kita pada kehidupan digital. Selama ini pariwisata Bali hanya mengandal pada wisatawan leisure kemudian kita kembangkan pariwisata MICE.

Saat ini kedua potensi itu tidak bisa berjalan karena pandemi Covid-19 melarang terjadinya kerumunan banyak orang dan melarang orang untuk bepergian.

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami