search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Viral Pedagang Cilok Pakai Jas dan Dasi, Aslinya Pejabat
Kamis, 29 Juli 2021, 23:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pedagang Cilok dandan bak pejabat.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Seorang pedagang bakso cilok di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) viral di media sosial.  Selain punya brand nyeleneh yakni "Cilok Pejabat", penampilan pedagang cilok ini juga nyentrik alias tak biasa. Dia berjualan cilok keliling menggunakan jas lengkap dengan dasi, dan sepatu lengkap bak pejabat. Dandanan paripurna ala pejabat ini juga dilakukan di salon milik milik kakak perempuannya.

Dalam video berdurasi 1 menit 03 detik itu, pria pedagang cilok ini dengan percaya diri jualan menggunakan jas hitam, masker, dan sepatu. Meski menjadi pusat perhatian warga, dia tampak senang dan percaya diri. Dalam video itu dia mengaku, sejak jualan mengenakan jas dagangnya menjadi lebih laris. 

"Alhamdulillah sejak pakai jas begini semakin lancar," kata pedagang cilok tersebut. 

Selain mengenakan jas, dia juga memasang tulisan pada rombongnya dengan kata-kata. "Cilok Pejabat, Dari Rakyat untuk Rakyat"

Dari beberapa konten netizen di kolom komentar, pedagang cilok tersebut diketahui bernama Lutfi Ramli, warga Kelurahan Punia, Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Dia memang bukan pedagang cilok biasa. Di lingkungannya dia menjadi pejabat lingkungan. 

Lutfi Ramli merupakan kepala lingkungan Karang Kateng, Kelurahan Punia, Kota Mataram. Jadi selain berjualan bakso cilok dia juga aktif dalam kegiatan dan urusan kemasyarakatan di lingkungannya. 

Oleh warga, Lutfi memang dikenal sebagai pedagang cilok sejak lama dan biasa keliling menggunakan sepeda motor. Lutfi biasanya mangkal di depan toko Alfamart, Kelurahan Gomong.

"Dari dulu dia berjualan, tapi inovasi marketingnya sekarang itu, sudah beberapa hari ini dia berdasi," ungkap seorang tetangganya. 

Lutfi cukup dikenal warga di kampungnya, karena dia seorang kepala lingkungan dan sering berinteraksi dengan warga. Jadi bagi warga tidak salah juga memakai merek Cilok Pejabat, karena dia pejabat lingkungan.

Lutfi sendiri benar-benar tidak menyangka, penampilan nyelenehnya  itu dengan cepat menyebar dan mendapat sorotan warganet. Kini banyak orang menghubungi dia dan mengajak berteman di media sosial. Lutfi Ramli  mengaku, hal itu dilakukan bukan semata-mata karena ingin viral.

"Awalnya sih karena kondisi pandemi ini, apalagi dengan PPKM Darurat, pedagang kecil seperti saya kesulitan sekali mendapatkan pelanggan,” kata Lutfi, Kamis (29/7), di tempat biasa dia mangkal berjualan.

Selama pandemi Covid-19 omzetnya dagangannya turun drastis. Karena semua aktivitas masyarakat dibatasi, pembeli cilok ikut berkurang. Ditambah situasi ekonomi yang tidak menentu membuat banyak pelanggan hilang. Di saat itulah, dia mulai berpikir bagaimana caranya agar usaha ciloknya kembali bergairah.

Sebab usaha cilok yang ditekuni sejak tahun 2014 itu menjadi mata pencaharian utama. Dia bisa membangun rumah pun dari hasil berjualan cilok. Lutfi bercerita, sebelum jualan keliling dia didandani di salon milik sang kakak. 

Saat pertama kali keluar jualan menggunakan jas dia menjadi bahan tertawaan karena terlihat aneh.  Bahkan, Habibah, kakaknya paling besar mengaku malu melihat adiknya berjualan memakai jas. 

Tapi Lutfi tetap melakukannya, meski kadang terasa cukup gerah mengenakan jas dan dasi selama berjam-jam di pinggir jalan.

"Semingggu berjualan menggunakan jas dan dasi, hasilnya mulai tampak. Karena banyak yang tertarik beli cilok," tutur Lutfi, karena penampilannya da mendapat sorotan banyak orang.

Saat berjualan di pinggir jalan banyak yang merekam karena dianggap unik. Sampai akhirnya salah satu video yang direkam warga Punia tersebar luas dan menjadi viral di media sosial.

”Dengan dukungan keluarga dan kawan-kawan akhirnya cilok pejabat dari rakyat untuk rakyat ini viral (terkenal),” katanya.

Tidak hanya itu, yang paling penting baginya ciloknya kembali laris. Bahkan lebih laris dari biasanya. Pembeli semakin banyak.Respons masyarakat pun sangat bagus. Mereka menilai hal itu sangat positif.

”Dari hasil juga lumayan banyak, pelanggan tadinya sedikit jadi banyak karena mereka penasaran dengan pakaian yang saya gunakan,” katanya.

Sebelum menggunakan jas, jumlah cilok yang laku terjual biasanya hanya 50 cup atau setara 2 kg dalam sehari. Omzet itu menurun dratis selama pandemi, terutama sejak PPKM Darurat diberlakukan.

Tapi sejak menggunakan pakaian jas dan dasi, ciloknya laku keras. Sekarang sehari bisa menghabiskan 3 kg bahan cilok, daging dan tepung.  Selain mengubah penampilan, Lutfi Ramli tidak pernah lupa memperhatikan kualitas cilok dagangannya. Dia benar-benar menjamin kualitas ciloknya bagus, enak, dan higienis.

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami