search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pelayanan Kesehatan di Papua Terganggu Pasca Tewasnya Nakes
Jumat, 17 September 2021, 11:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Pelayanan Kesehatan di Papua Terganggu Pasca Tewasnya Nakes

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Ikatan Dokter Indonesia mengungkapkan sejumlah layanan kesehatan di Papua mengalami gangguan pasca penyerangan tenaga kesehatan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021) kemarin.

Ketua IDI Wilayah Papua, Dr Donal Willem S Aronggear mengatakan pelayanan kesehatan menuju pedalaman Pegunungan Bintang sementara belum bisa dilakukan karena situasi masih genting.

"Program ini banyak, masalah ibu dan anak, jangkauan kesehatan ini harus sampai ke pelosok di Pegunungan Bintang, ibu dan anak ini kan memerlukan suatu perhatian khusus, angka kematian di daerah tersebut juga tinggi, teman-teman ini sedang berjuang menurunkan angka mortalitas ibu dan anak," kata Dr. Donal, Jumat (17/9/2021).

Selain itu, program pengobatan katarak yang menjadi konsen tenaga kesehatan di sana juga terganggu.

"Program yang paling penting disini juga masalah mata katarak, banyak masyarakat yang perlu dilakukan tindakan oleh dokter, dan masih banyak lagi, ini hanya beberapa saja," jelasnya.

IDI juga sudah bersurat kepada Gubernur Papua Lukas Enembe terkait hal ini, sejumlah dokter merasa tidak aman bekerja di Papua.

Selain itu, dia juga meminta seluruh tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, hingga warga Papua untuk ikut terlibat dalam menjaga keselamatan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan di Papua.

IDI menegaskan dalam situasi konflik, nakes seharusnya tidak menjadi target kekerasan dan dilindungi berdasarkan Resolusi PBB dan UU HAM dan UU Penanggulangan Bencana.

"Kejadian serupa tidak boleh lagi terulang sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan dengan tenang tanpa ada tekanan atau rasa takut," tegasnya.

Sebelumnya, Polda Papua melaporkan KKB telah menyerang tenaga kesehatan di Puskesmas Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. Sebanyak 10 tenaga kesehatan menjadi korban penyerangan, 8 orang berhasil mengamankan diri di pos TNI, sementara dua orang nakes lainnya sempat ditahan oleh KKB.

Setelah dilakukan pencarian oleh TNI-Polri, satu orang berhasil ditemukan dalam keadaan hidup, dan satu lagi dalam kondisi meninggal dunia dan saat ini masih menunggu proses evakuasi.

Seorang suster atas nama suster Gabriela Meilan (22) gugur dalam serangan KKB tersebut, ia kabur ke jurang hingga nyawanya tak terselamatkan.

Selain melakukan kekerasan terhadap tenaga kesehatan, KKB Ngalum Kupel pimpinan Lamek Alipki Taplo juga membakar fasilitas umum, mulai dari puskesmas, sekolah, pasar, kantor Bank Papua hingga perumahan guru dan tenaga medis.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami