search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
PPKM Turun Level, Turis Domestik Kembali Bergairah ke Bali
Rabu, 22 September 2021, 13:10 WITA Follow
image

bbn/liputan6.com/PPKM Turun Level, Turis Domestik Kembali Bergairah ke Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Seminggu belakangan, turis domestik mulai ramai mengunjungi objek-objek wisata di Pulau Dewata. "Ya, sudah mulai ramai wisatawan di Bali. Kalau penuh seperti sebelum pandemi, saya kira belum," ujar pengajar pariwisata di Universitas Udayana Bali, Nyoman Sukma Arida, dikutip dari Liputan6.com, Selasa malam (21/9/2021).

Ia menilai mulai ramainya Bali karena dua hal. Pertama, syarat untuk terbang ke Bali itu berubah dari hanya RT-PCR ke tes antigen. Akses ke aplikasi PeduliLindungi dan sertifikat vaksin Covid-19 juga berpengaruh, katanya.

"Dengan biaya yang lebih murah itu, tentu akan memungkinkan banyak orang ke luar. Kedua, karena Jakarta sudah melandai Covid-19-nya, sehingga warganya mulai terdorong berwisata, khususnya ke Bali," tutur Arida.

Ia menyebutkan beberapa daerah wisata yang mulai ramai itu di antaranya Ubud, Kuta, dan Sanur. Namun, ia belum tahu kondisi ke depan seperti apa.

"Informasi yang saya terima, minggu depan akan diberlakukan ganjil genap, terutama untuk (menuju dan dari) lokasi wisata, pada akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu. Hal itu untuk mengantisipasi kerumunan saja," tutur Arida.

Arida berkata, antisipasi juga dilakukan untuk menghindari terjadinya "wisata balas dendam." Soal kebijakan ganjil genap, ia mengatakan, itu akan tergantung situasi dan kondisi di lapangan.

Ia juga sempat mengunjungi Kintamani, dan di sana sudah banyak wisatawan yang menginap. Ia juga sempat bertanya kepada pengelolanya.

"Sudah mulai terisi. Saya juga melihat banyak kendaraan berplat B yang hilir mudik. Ternyata banyak juga warga Jakarta dan Jawa Timur yang ke Bali naik mobil," ungkap Arida.

Dengan bawa mobil sendiri, tentu akan lebih murah ketimbang naik pesawat. Ia mencontohkan, bila tiket penerbangan capai Rp1 juta untuk sekali penerbangan, satu keluarga dengan empat anggota keluarga membutuhkan Rp8 juta untuk pulang pergi.

"Itu belum termasuk biaya lainnya. Kalau bawa mobil sendiri, tentu akan lebih murah. Mereka juga tidak perlu sewa mobil selama di Bali," ucap Arida.

Dengan mulai ramainya pelancong domestik saat ini, Arida mengatakan, sebaiknya Bali jangan dulu dibuka untuk turis asing. Wisatawan dalam negeri juga perlu mendapatkan perhatian dan dilayani layaknya "turis," sehingga sektor pariwisata mencatat pendapatan.

"Ubud itu tingkat huniannya baru 20 persen sampai September ini. Kalau saya perhatikan, banyak hotel yang banting harga hingga 50 persen. Itu bisa digunakan bagi wisatawan domestik. Kan jadi bagus," ujar Arida.

Ia menegaskan, bagi mereka yang ingin ke Bali, ini adalah momen yang tepat. Pelancong disebut bisa menikmati Bali dengan menginap di hotel atau akomodasi lain dengan harga miring.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami