Viral Video Perkelahian, 2 Kelompok Pemuda di Tabanan Diciduk
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Beberapa hari terakhir sebuah video yang memperlihatkan dua kelompok pemuda saling baku hantam di lokasi yang diduga di Bypass Ir Soekarno, Kediri Tabanan viral.
Hingga pihak Polres Tabanan melakukan penelusuran pada video tersebut dan diamankan sepuluh pemuda yang rata-rata berusia belasan tahun. Dari hasil penelusuran pihak kepolisian, perkelahian itu terjadi pada hari Minggu, (26/9) sekitar Pukul 20.30 WITA.
Lokasi pastinya di sebuah Warung Kopi di depan Supermarket Vista, Jalan Bypass Ir Soekarno yang termasuk Banjar Jagasatru Desa Kediri. Pengungkapan kasus ini berawal dari diketahuinya salah seorang pelakunya bernama Robi Susanto, usia 21 tahun kelahiran Lombok.
Selanjutnya Robi diamankan di Polres Tabanan. Dari sini, tim Reserse Kriminal Polres Tabanan mengamankan pelaku perkelahian lainnya.
Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra menerangkan, peristiwa ini berawal mula dari pertemuan antara Ad, usia 18 tahun kelahiran Jember dan Yg, usia 17 tahun beralamat di Banjar Anyar di Pantai Batu Tampih, Kediri seminggu yang lalu.
Saat itu Ad berkata bahwa Yg sudah mempunyai satu anak. Karena ucapan tersebut Yg merasa tersinggung. Kemudian Minggu (26/9) Pukul 20.30 WITA, Ketika Yg bersama dengan teman-temannya ingin bermain bilyar dan melintas di depan Toko Grosir Vista di wilayah Kediri Tabanan, tidak terduga melihat Ad sedang minum kopi bersama temannya, spontan Yg mendatangi Ad kemudian menanyakan perkataan saat di Pantai Batu Tampih soal dirinya yang telah memiliki anak.
Karena tidak mendapat jawaban yang memuaskan Yg langsung memukul Ad, melihat Ad di pukul kemudian temannya Ad bernama Sahrul Gunawan, usia 24 tahun kelahiran Bondowoso mencoba melerai, namun malah diserang dan di keroyok oleh rekan-rekan Yg, spontan rekan-rekan Sahrul Gunawan dan Ad juga membalas menyerang sehingga terjadilah perkelahian antar dua kelompok.
“Akhirnya dilerai oleh satpam RS Puri Bunda dan penjual kopi yg ada di lokasi tersebut,” kata AKBP Ranefli.
Dijelaskan pula, rata-rata para pelaku perkelahian ini merupakan anak putus sekolah dan mereka merantau ke Bali untuk bekerja. Hampir seluruhnya merupakan pekerja serabutan.
“Pada usia ini mereka harusnya mendapatkan perhatin dari orang tua. Apalagi kami sedang fokus pada pencegahan penyebaran Covid-19,” ujarnya.
Reporter: bbn/tab