search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
4 Kebiasaan Yang Meningkatkan Risiko Stroke
Kamis, 7 Oktober 2021, 09:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/4 Kebiasaan Yang Meningkatkan Risiko Stroke

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Stroke merupakan kondisi serius yang terjadi ketika suplai darah ke berbagai atau bagian otak terganggu. Akibat terhentinya atau tersumbatnya suplai darah, jaringan otak tidak menerima oksigen dan nutrisi, hingga menyebabkan stroke.

Ada banyak hal yang meningkatkan risiko stroke, salah satunya kebiasaan sehari-hari.

Berdasarkan News18, peneliti telah menganalisis beberapa kebiasaan yang meningkatkan risiko stroke, yakni:

1. Tidak melakukan aktivitas fisik

Tidak aktif bergerak hanya akan meningkatkan risiko obesitas hingga mengundang serangkaian penyakit. Kondisi ini membuat Anda rentan terhadap kondisi kronis dan meningkatkan risiko stroke.

Olahraga teratur dan mengonsumsi makanan sehat dapat melindungi Anda dari segala macam kondisi dan komplikasi yang mengancam jiwa, termasuk stroke.

2. Merokok

Selain membuat kesehatan jantung dan fungsi pernapasan memburuk, merokok membuat seseorang lebih rentan terhadap stroke. Para ahli di John Hopkins Medicine menyatakan bahwa merokok hampir dua kali lipat meningkatkan risiko stroke iskemik.


3. Pesta alkohol

Para ahli tidak menyarankan untuk mengonsumsi lebih dari dua minuman per hari karena dapat meningkatkan tekanan darah.

NHS (layanan kesehatan Britania Raya) mendefiniskan pesta minum minuman keras sebagai minum banyak alkohol dalam waktu singkat atau minum agar mabuk.

4. Kondisi medis

Orang dengan kondisi medis seperti diabetes, kolesterol ringgi, hipertensi, Fibrilasi Atrium (AF) memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita stroke.

Namun, ini semua adalah faktor risiko yang dapat dikontrol' Tetapi jika ada riwayat keluarga, usia, jenis kelamin adalah faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan.

Seseorang harus segera bertindak jika mereka melihat seseorang menderita stroke. Untuk mengobati stroke iskemik, dokter umumnya akan melakukan prosedur untuk mengembalikan aliran darah ke otak. Dalam kasus stroke hemoragik, pembedahan dapat terjadi.(sumber: suara.com)
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami