Kesal Jalan Rusak, Warga Tulis "Lumpur Lapindo" di Kardus
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NTB.
Rusaknya jalan poros Desa penghubung Desa Sekotong Timur dengan Desa Mareje Timur Kecamatan Lembar Lombok Barat, NTB membuat warga Sekotong Timur meluapkan kekesalannya.
Dengan membuat berbagai macam tulisan di sebuah potongan kardus, yang ditempel di pepohonan tengah jalan sebagai bentuk protes. Ada belasan potongan kardus terpajang di sepanjang jalan poros desa tersebut.
Dengan kata-kata yang menyentil pembuat kebijakan, terkait pembangunan jalan. Seperti "Lumpur Lapindo", Kalau Punya Otak dipakai Dong.
Sementara aksi warga ini dilakukan tepat berada di jalur penghubung dua Desa Sekotong timur dan Mareje Timur tepatnya di Dusun Kambeng Barat.
"Kami kesal dengan sikap pemerintah yang selama ini tidak merespon jalan tersebut, padahal keberadaan jalan tersebut merupakan jalur penghubung antara Desa Mareje Timur hingga ke wilayah Lombok Tengah," ujar Ari warga Kambeng, Selasa (30/11).
Kekesalan warga makin memuncak karena pemerintah melalui dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lombok Barat lebih memilih mengalokasikan dananya untuk perbaikan hal yang lain.
“Padahal bupati dan wakil bupati sering melewati jalan tersebut tapi kenapa tidak di respon," katanya.
Selain itu, Ari juga menyebut tindakan Pemerintah Desa sampai saat ini tidak ada respect, bungkam seolah-olah bukan beban Desa. Walaupun jalan ini termasuk, kewenangan Bupati. Namun sedikit tidak Pemerintah Desa secara tanggap memberikan solusi agar jalan tersebut tidak becek dan berlumpur.
"Ya paling tidak ada solusi dari Kades, entah kita gotong-royong atau paling tidak Kades turun ke warga untuk diskusi sementara solusi seperti apa, kan enak kita. Ini diam seolah-olah mereka tidak tahu," kesal Ari.
Kekesalan atas kerusakan jalan ini juga datang dari hampir seluruh warga yang melintas. Mereka mengaku jika hujan turun, jalan berubah menjadi kubangan, berlumpur dan licin.
“Waduh pokoknya susah ini jalan apalagi kalau hujan saya berkali kali terpeleset disini, teman - teman juga banyak yang jatuh,” terang Saleh yang lewat di lokasi.
Sementara itu H. Hadran selaku Ketua Forum Kades Sekotong Lembar (Foksel) kebetulan tengah melewati jalan tersebut menyayangkan sikap Pemerintah Daerah setempat. Pasalnya, sampai saat ini Pemerintah Desa sudah berupaya koordinasi dengan Pemerintah namun belum ada jawaban.
"Kita sudah berupaya terutama Kades Sekotong timur dengan lobi-lobi pada tahun 2020-2021 untuk minta jalan tersebut dikerjakan namun ada kendala wabah corona Covid-19. Bahkan waktu itu kami diundang berdua dengan Kades Sekotong timur oleh Dinas PU Lombok Barat," ujar H Hadran.
Kades Mareje Timur sekaligus Ketua Foksel tersebut meminta agar pihak Pemerintah Lombok Barat lebih memperhatikan dan diprioritaskan di tahun 2022. Sebab kata H Hadran dari situasi jalan tersebut transportasi perekonomian. Juga pendidikan karena banyak dilalui anak sekolah, dan guru-guru.
"Karena satu-satunya jalan yg menghubungkan menuju wisata Pandan Wangi, sehubungan dengan itu kami dari pemdes Mareje Timur dan Sekotong timur sangat merasakan desahan masyarakat kami mohon agar mendapatkan prioritas," tutupnya.
Reporter: bbn/lom