search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pria Lajang Ini Meminjam Kandungan Perempuan
Selasa, 7 Desember 2021, 11:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Pria Lajang Ini Meminjam Kandungan Perempuan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Memiliki anak sekarang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dilakukan Shaun Resnik, warga di Melbourne yang meminta perempuan bukan pasangannya untuk mengandung anaknya.

Ketika menginjak usia 40 tahun, Shaun memutuskan bahwa dia ingin menjadi orang tua namun sebagai pria lajang penyuka sesama jenis, perjalanan untuk memiliki anak tidaklah mudah.

Langkah Shaun untuk memiliki anak disebutnya sebagai "perjalanan" yang belum pernah dilakukan oleh para orang tua manapun di negara bagian Victoria di Australia.

Pria berusia 44 tahun ini diperkirakan merupakan pria lajang pertama di Victoria yang mendapat izin untuk memiliki anak lewat  program surogasi.

Surogasi, atau bahasa Inggrisnya, 'surrogacy' adalah perjanjian di mana seorang perempuan akan mengandung bayi bagi orang lain. Anak tersebut akan menjadi anak dari orang bersangkutan setelah kelahirannya.

"Ketika saya berusia 40 tahun, saya berpikir, saya akan mencobanya, saya ingin melakukannya sendirian," kata Shaun kepada ABC Radio Melbourne.

"Saya akhirnya punya keberanian melakukan hal tersebut."

Shaun mengatakan dia pertama kali mengungkapkan seksualitasnya di usia 24 tahun dan sadar bahwa "memiliki anak akan menjadi sesuatu yang rumit baginya".

"Di usia 30 tahunan, saya menyadari pria pun bisa memiliki anak, namun saya masih menunggu pria yang tepat untuk menjalani hidup bersama," katanya.

"Tetapi tidak ada yang lebih menakutkan dari ditanya 'apakah kamu ingin punya anak?' di perjumpaan pertama."

Status Shaun sebagai pria lajang tidaklah membuat impiannya untuk menjadi orang tua berkurang.

Dia bahkan membeli rumah empat kamar beberapa tahun lalu sebelum memutuskan untuk mencoba memiliki anak lewat program surogasi.

"Saya tahu bahwa di satu saat nanti saya akan memiliki anak. Saya sudah bekerja selama hidup saya untuk mencapai keadaan sekarang."

Membayar orang lain untuk mengandung anak adalah hal ilegal di Australia dan Shaun tidak mau pergi ke luar negeri untuk melakukan hal tersebut.

Proses yang harus dilaluinya di Australia sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan banyak menghadapi masalah.

Setelah beberapa tahun mencoba lewat jalur resmi, Shaun bertemu dengan Carla yang sedang mengandung anaknya.

Bayi tersebut berasal dari telur yang disumbangkan oleh teman Shaun bernama Bree yang sudah memiliki dua orang putranya sendiri.

"Anak laki-laki saya akan memiliki dua kakak," kata Shaun.

Menurut Shaun, nantinya putranya akan bertemu dengan dua perempuan yang berjasa buatnya dalam memiliki anak, Carla dan Bree.

"Saya ingin anak saya mengetahui siapa ibu biologisnya dan juga siapa yang mengandungnya."

"Kami bertemu lewat perjalanan di mana saya pertama kali mengikuti komunitas adopsi kandungan ini dan berharap akan ada orang yang mau mengandung anak saya dan itu terjadi dua setengah tahun lalu."

Shaun berencana untuk hadir di ruang persalinan ketika bayinya lahir bulan April tahun depan.

"Bila diizinkan saya bahkan akan menjadi orang pertama yang menggendongnya ketika dia keluar dari kandungan," katanya.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami