search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
PPKM Level 3 Nataru Batal, Mobilitas Tetap Dibatasi
Selasa, 7 Desember 2021, 23:55 WITA Follow
image

beritabali/ist/PPKM Level 3 Nataru Batal, Mobilitas Tetap Dibatasi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat / PPKM Level 3 masa Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) di seluruh wilayah Indonesia batal diterapkan.

Namun Pemerintah tetap menerapkan pembatasan mobilitas. Bahwa pengetatan protokol kesehatan (prokes) dan pembatasan mobilitas menjadi salah satu upaya mencegah penularan COVID-19 saat libur akhir tahun.

"Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan) mengatakan bahwa akan ada pembatalan PPKM Level 3, tapi artinya tetap ada pembatasan-pembatasan mobilitas pada Natal dan Tahun Baru ini," terang Nadia saat dialog Disiplin Masker dan Vaksinasi Cegah Omicron, Selasa (7/12/2021).

Dari keterangan resmi Menko Luhut, Senin (6/12/2021), salah satu pertimbangan tidak diterapkannya PPKM Level 3 di semua wilayah saat Nataru didasarkan perkembangan COVID-19 Tanah Air terkendali. Kemenkes mencatat, kasus konfirmasi positif sekarang di kisaran hanya 130 kasus.

"Kemarin sempat juga banyak informasi-informasi yang mengatakan kasus COVID-19 kita sampai 400-an. Padahal, kasus yang kita laporkan itu sekitar 130 dan cenderung minggu ini kita melihat penurunannya, antara 200-300 kasus yang dilaporkan per hari," beber Nadia.

Data Kemenkes terkait kematian COVID-19 yang dilaporkan, Siti Nadia Tarmizi melanjutkan, selama satu minggu rata-rata 8 sampai 10 kasus. Angka positivity rate terus menurun walaupun 0,02 digit, yakni dari 0,19 ke 0,17. Kemudian saar ini 0,13.

"Kalau kita lihat laju penularan sangat rendah saat ini, tapi tetap harus waspada. Apalagi varian Delta termasuk varian yang paling banyak beredar dan mendominasi jenis virus Sars-CoV-2 di negara kita," lanjutnya.

"Ini yang perlu diwaspadai. Varian Delta telah bermutasi memiliki turunan sampai tidak setidak-tidaknya saat ini kita sudah mengidentifikasi ada 23 turunan dari varian tersebut."

Melihat masih ada ancaman varian COVID-19, termasuk varian Delta, masyarakat tidak boleh lengah.

"Penting bahwa kita tidak boleh lengah untuk protokol kesehatan, tetap batasi mobilitas," pungkas Nadia.

Sumber: Liputan6.com

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami