Vaksin COVID-19 Khusus Anak Buatan Pfizer Bakal Tersedia Dalam Waktu Dekat
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Pentingnya pemberian vaksin COVID-19 untuk anak membuat perusahaan farmasi Pfizer menggodok vaksin khusus anak.
Kabar baiknya, berkat hasil kerja sama dengan BioNTech SE, vaksin COVID-19 khusus untuk anak di bawah lima tahun diperkirakan dapat dalam waktu dekat. Kapan?
Pfizer Inc dan BioNTech SE diharapkan dapat mengajukan permintaan otorisasi penggunaan darurat pada Selasa ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).
Rencananya, pemberian vaksin tersebut sudah bisa dilakukan mulai akhir bulan Februari 2022.Mengutip ANTARA, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mendesak perusahaan tersebut untuk mengajukan aplikasi sehingga regulator dapat memulai peninjauan pada data dosis pertama dan kedua vaksin Pfizer.
"Idenya adalah, mari kita lanjutkan dan mulai meninjau dosis pertama dan kedua," kata laporan tersebut mengutip salah satu orang yang mengetahui situasi tersebut.
Pfizer mengatakan pada Januari lalu bahwa mereka mengharapkan hasil terbaru dari uji klinis untuk anak-anak di bawah usia 5 tahun pada April.
Perusahaan mengubah penelitian karena anak-anak antara usia 2 dan 4 yang diberi dua dosis vaksin sebesar 3 mikrogram tidak memiliki respon imun yang sama dengan anak yang menerima dosis vaksin lebih banyak.
Sementara itu, Ketua UKK Infeksi Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), mengatakan vaksin sebenarnya menjadi senjata tambahan dalam melawan paparan virus corona SARS Cov-2.
"Kita sudah punya senjata untuk melawan Covid-19. Selain protokol kesehatan, ada tambahan senjata yaitu vaksin. Secara global jumlah dosis vaksin yang sudah dikeluarkan angkanya mungkin sudah trilium.
Artinya, apa lagi keraguan kita? Kenapa menjadi gelisah sendiri sedangkan secara global semua sudah menggunakan senjata vaksin Covid," tuturnya dalam siaran langsung Instagram IDAI, Selasa (18/1/2022).
Sama efektifnya pada orang dewasa, vaksin juga bisa mencegah anak-anak mengalami perburukan gejala apabila terinfeksi Covid-19, sambung dokter Anggraini.
Sehingga, kemungkinan gejala yang terjadi hanyanringan atau tidak bergejala sama sekali.Ia menambahkan, risiko anak-anak mengalami gejala sisa atau long covid pasca sembuh dari infeksi juga sama besarnya seperti orang dewasa.
"Salah dua yang paling menyebalkan (gejala long covid) adalah susah makan dan anak menjadi malas belajar," ujarnya.
Apabila anak terinfeksi Covid-19 hingga gejala parah juga rentan terjadi sindrom inflamasi multisistem atau MIS-C. Menurut dokter Anggraini, kondisi MIS-C bisa berdampak sebabkan anak lebih beresiko terkena penyakit sangat berat di kemudian hari.
"Saat ini bukan hanya di Amerika, kebetulan rumah sakit kami di Bandung juga baru kali ini lebih banyak pasien anak daripada dewasa. Walaupun angkanya masih dibawah 10, tetapi tumben anak lebih tinggi dibandingkan dewasa. Ini harus hati-hati," ujarnya (sumber : https://www.suara.com/).
Reporter: bbn/tim