search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bocah 12 Tahun Lolos dari Serangan Buaya
Rabu, 2 Februari 2022, 13:50 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Bocah 12 Tahun Lolos dari Serangan Buaya

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Riskianto (12), bocah asal Toraja, Sulawesi Selatan selamat usai diterkam buaya. Peristiwa itu terjadi di Pantai Pasir Putih, Sangatta, Kalimantan Timur.

Awalnya, Riskianto sedang berlibur bersama keluarganya. Namun momen liburan mereka di pantai berubah jadi menegangkan saat seekor buaya datang dengan tiba-tiba menyeretnya hingga ke tengah laut.

Detik-detik video bocah yang diseret buaya ini viral di media sosial setelah diupload sejumlah akun di facebook. Pada keterangan video tertulis sebuah keajaiban terjadi karena mitos.

Ya, dalam video itu terlihat bocah tersebut semakin jauh diseret buaya dari bibir pantai. Pengunjung hanya bisa berteriak histeris dan menangis.

Namun, mujizat malah terjadi saat ibu korban berteriak sambil mengangkat tangannya. Ia mengatakan bahwa buaya dan nenek moyang orang Toraja adalah satu turunan.

Mereka sudah melakukan perjanjian sejak dulu. Katanya, tidak boleh saling menyakiti.

"Dia (Buaya) maini, kok. Satu nenek. Satu nenek itu, tolong, tidak boleh saling menyakiti," teriak ibu-ibu dalam video tersebut.

Akibat kejadian itu, korban mengalami luka robek di tangan sebelah kanan dan lebam pada pinggang sebelah kanan. Walau dianggap mitos, banyak warganet yang mengatakan bahwa orang Toraja dan buaya memang saudara.

Akun Pery Champas di Facebook juga menuliskan bahwa belum ada masyarakat Toraja yang meninggal karena diterkam buaya. Konon, mereka sudah punya perjanjian.

Ceritanya, buaya dianggap sebagai "ampu salu" atau penguasa sungai di Toraja. Bahkan untuk menyebutnya juga dipanggil dengan kata "nenek".

Itu kenapa masyarakat di Toraja yang bermukim di bantaran sungai dilarang untuk membuang sampah, membuang hajat atau menangkap ikan dengan racun. Karena sungai adalah tempat tinggal saudara nenek mereka.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami