search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pentingnya Jero Mangku Ikuti Kursus Teologi Brahma Widya
Senin, 4 April 2022, 09:15 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pentingnya Jero Mangku Ikuti Kursus Teologi Brahma Widya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Para calon pinandita maupun pandita hendaknya memiliki dasar pemahaman sastra yang mantap sebagai bekal di kemudian hari. 

Selain itu, sangat diperlukan seorang nabe (guru) yang mengajar dan membimbing para calon tersebut. 

Demikian beberapa hal yang ditekankan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si saat membuka Kursus Teologi Hindu Brahma Widya angkatan IV di Aula Kantor PHDI Provinsi Bali, Sabtu (2/4). 

Prof. I Gusti Ngurah Sudiana didampingi Ketua Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korwil Bali, Pinandita I Wayan Dodi Ariyanta dan Ketua Panitia, Pinandita Drg. I Made Budiarsana menerangkan, kursus ini merupakan program PHDI Provinsi Bali bekerja sama dengan PSN Korwil Bali. 

"Kursus ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu, namun sempat tertunda selama dua tahun akibat pandemi Covid-19. Akhirnya kini bisa kembali berlanjut," ungkapnya saat memberi sambutan.

Guru Besar bidang Sosiologi yang juga Rektor Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar ini menuturkan, PHDI Provinsi Bali telah lama melaksanakan pelatihan kepemangkuan

"Kalau tidak salah, sejak tahun 2001, kami berkeliling ke berbagai daerah di Bali, hingga ke desa-desa. Bahkan hingga ke daerah lain di luar Bali. Nah, dengan kerja sama bersama PSN, kami melaksanakan kursus yang sudah berjalan hingga angkatan IV saat ini," terangnya.

Kursus ini menurut Prof. I Gusti Ngurah Sudiana sangat penting diikuti oleh para calon pinandita atau pamangku maupun pandita. Sebab ada tiga tingkatan yang disediakan. 

Tingkat I untuk dasar-dasar Teologi, Tingkat II untuk dasar-dasar Kepinanditaan atau Kepamangkuan, dan Tingkat III untuk dasar-dasar Kepanditaan bagi yang bersiap-siap untuk melangkah ke Dwijati. 

"Selain belajar, kursus ini merupakan media diskusi, berbagi ilmu dan pengalaman untuk memperkaya pengetahuan peserta," jelasnya.

Tokoh asal 'Gumi Lahar' ini pun berharap para peserta memanfaatkan kesempatan belajar yang ada untuk memperdalam pemahaman dan mengasah kemampuan, sehingga nantinya bisa lebih optimal dalam melayani umat, baik dalam hal sesana, upakara, nganteb, kadyatmikan, wariga, dan lainnya. 

"Misalnya, salah satu contoh ada umat yang bertanya tentang padewasan atau hari baik dalam melaksanakan pekerjaan tertentu, para peserta nantinya bisa memberi petunjuk. Demikian pula jika ada umat yang bertanya seputar Teologi Hindu, para peserta bisa menjelaskan. Hal ini penting dalam memantapkan keyakinan atau sraddha dan bhakti umat," tegasnya.

Prof. I Gusti Ngurah Sudiana mengibaratkan naik kendaraan. Agar bisa mengendarai sepeda motor atau mobil dengan baik, maka perlu belajar dan berlatih terlebih dahulu. 

Dengan demikian kendaraan nantinya bisa melaju sesuai dengan rambu-rambu yang ada dan sampai di tujuan dengan selamat. Terlebih para peserta nantinya memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap umat Hindu.

Adapun kursus angkatan IV ini diikuti total 180 peserta dari seluruh tingkatan. Pelaksanaannya melalui sistem hybrid, sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Sebagian peserta mengikuti secara luring, sebagian lagi secara daring. 

Kursus berlangsung setiap Sabtu dan Minggu selama kurang lebih delapan bulan. Selain dari Bali, beberapa peserta berasal dari luar Pulau Dewata.

Reporter: bbn/dps



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami