search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pentolan Kremlin Panik, Ingin Putin Segera Hentikan Perang
Selasa, 16 Agustus 2022, 09:41 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Pentolan Kremlin Panik, Ingin Putin Segera Hentikan Perang

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Serangan pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina dinilai telah menjadi bencana politik dan ekonomi bagi Rusia. Sejumlah negara bahkan telah melakukan 'isolasi' politik dan ekonomi terhadap Negeri Beruang Merah.

Di tengah kondisi tersebut, muncul laporan bahwa pejabat kunci yang dekat dengan Putin telah memutuskan untuk mengambil tindakan sendiri.

Ilya Ponomarev, seorang aktivis oposisi dan mantan anggota parlemen, mengeklaim ada kepanikan di dalam lingkaran elite Kremlin. Mereka pun ingin ada negosiasi untuk segera mengakhiri perang.

"Sinyal keinginan untuk bernegosiasi dikirim oleh seseorang di lingkaran dalam Putin. Saya tidak bisa menyebutkan namanya, tapi Anda tidak akan percaya. Itu salah satu 'pilar rezim'," tuturnya, mengutip Express, Selasa (16/8/2022).

Adapun, lingkaran dalam Putin sebagian besar terdiri dari apa yang disebut "siloviki" - mantan anggota intelijen dan militer.

Dua orang yang paling berpengaruh diyakini adalah Nikolai Patrushev dan Igor Sechin, bos raksasa minyak Rosneft.

Dijuluki "Darth Vader", Sechin dianggap sebagai sekutu dekat dan "wakil de facto" Putin. Dia telah menjadi orang kepercayaan dari pemimpin Rusia sejak awal 1990-an.

Sechin sering digambarkan sebagai seorang garis keras dan salah satu penasihat paling konservatif di lingkaran dalam Putin.

Bersama dengan anggota elit Kremlin lainnya, kepala Rosneft mendapati dirinya menjadi sasaran sanksi.

Dalam pemberitahuan sanksinya, Uni Eropa mengatakan dia adalah salah satu penasihat paling tepercaya dan terdekat Vladimir Putin, serta teman pribadinya. Dia dsebut telah melakukan kontak dengan Putin setiap hari.

Sementara itu, keputusan Latvia untuk secara terbuka menyatakan Rusia sebagai "sponsor negara terorisme" kemungkinan akan meningkatkan tekanan politik pada para pemimpin Barat lainnya untuk mengikutinya.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah didesak oleh anggota Senat untuk memasukkan daftar hitam Rusia, sebelum pemungutan suara di parlemen Latvia.

Senator Richard Blumenthal dan Lindsey Graham meminta Joe Biden pada akhir Juli untuk menunjuk Rusia sebagai negara sponsor terorisme.

Adapun, Rusia telah memperingatkan pemerintahan Biden agar tidak mengambil langkah seperti itu, dengan mengatakan itu bisa menjadi "titik tidak bisa kembali" diplomatik dan memicu kerusakan total hubungan antara kedua negara.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami