Kronologi Bom Bunuh Diri di Kedubes Rusia Kabul
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Kementerian Luar Negeri Rusia buka suara mengenai bom bunuh diri yang dekat gedung kedutaan mereka di Kabul, Afghanistan, pada Senin (5/9). Bom bunuh diri itu menewaskan dua staf mereka.
Baca juga:
1 Pelaku Penikaman Kanada Ditemukan Tewas
"Sekitar pukul 10.50 waktu Kabul pada Senin (5/9), seorang gerilyawan tak dikenal meledakkan sebuah alat peledak di sekitar pintu masuk bagian konsuler kedutaan Rusia di Kabul," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti diberitakan AFP.
"Akibat serangan itu, dua pegawai misi diplomatik tewas, dan ada juga warga Afganistan di antara yang terluka.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan langkah-langkah segera diambil untuk meningkatkan keamanan di kedutaan, yang terletak di salah satu jalan utama Kabul dan menuju gedung parlemen.
"Kami berharap penyelenggara aksi teroris ini dan para pelakunya dihukum," kata Lavrov.
Senada, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam serangan itu sebagai "sama sekali tidak dapat diterima."
Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir Juni sudah mengatakan negaranya sedang mencoba membangun hubungan dengan Taliban. Rusia juga disebut ingin melihat semua kelompok etnis di Afganistan mengambil bagian dalam menjalankan negara.
Meskipun Moskow telah menetapkan Taliban sebagai kelompok teroris, Taliban memiliki perwakilan di Rusia dan sebuah delegasi menghadiri Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg baru-baru ini.
Rusia juga jadi salah satu negara yang masih beroperasi dan melakukan layanan konsuler di Kabul - dan satu-satunya di Eropa. Sebagian besar negara menutup kedutaan mereka ketika Taliban merebut Kabul pada Agustus 2021, terutama setelah AS dan NATO menarik pasukan mereka.
Baca juga:
35 Warga Tewas Tabrak Alat Peledak Rakitan
Sementara itu, kepolisian Kabul mengumumkan empat warga Afghanistan turut jadi korban tewas ledakan tersebut. Mereka disebut sedang menunggu layanan konsuler di sana.
Tak lama setelah itu, ISIS mengumumkan menjadi pihak yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut dan mengatakan, "Seorang gerilyawan mengenakan sabuk peledak dan meledakkan diri di pintu masuk kedutaan."
Ledakan itu menjadi yang terbaru dalam rangkaian bom dan serangan lainnya sejak Taliban merebut kekuasaan setahun lalu, menggulingkan pemerintahan yang didukung Barat, dan mengakhiri 20 tahun pemberontakan mereka.
Namun, bom bunuh diri pada Senin (5/9) menjadi yang pertama dengan target diplomatik asing di Kabul sejak pengambilalihan Taliban.
Selama ini, sebagian besar serangan menargetkan posisi Taliban atau masjid kelompok minoritas, terutama Syiah. Hingga kini, belum jelas alasan gerilyawan ISIS menargetkan Kedutaan Besar Rusia secara khusus.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net