search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jembatan Rusak, Siswa di Jembrana ke Sekolah Menyeberangi Sungai
Senin, 24 Oktober 2022, 22:37 WITA Follow
image

beritabali/ist/Jembatan Rusak, Siswa di Jembrana ke Sekolah Menyeberangi Sungai.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Banjir bandang yang terjadi pada Senin 17 Oktober 2022 menyisakan kerusakan sejumlah infrastruktur salah satunya Jembatan Sekarkejula, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.

Hingga saat ini jembatan tersebut belum mendapatkan penanganan dari pihak terkait. Jika dilihat jembatan tersebut merupakan jalur padat penghubung Desa Yeh Embang dengan Desa Yeh Embang Kauh Kecamatan Mendoyo. Jembatan penghubung tersebut juga merupakan jalur yang digunakan warga untuk mengirim hasil pertanian.

Dan yang lebih ironis lagi, para pelajar yang hendak ke sekolah harus menyebrangi sungai. Hal ini tentunya sangat mengancam keselamatan jiwa pelajar tersebut. Jika air besar maka pelajar yang tinggal di Banjar Sekarkejula tidak bisa sekolah.

Jika mau mengunakan jalan lain, yakni melintasi jalan Sekarkejula Kelod menuju Banjar Jati, kemudian masuk ke Banjar Kaleran dan terus ke Banjar Wali hingga sampai di Banjar Baleagung, Desa Yehembang yang merupakan lokasi SMP Negeri 3 Mendoyo dan SD Negeri 7 Yehembang, pelajar sering terlambat tiba di sekolah lantaran jaraknya sangat jauh.

"Saya ke sekolah terpaksa menyeberangi sungai karena jika melalui jalan melingkar, sudah pasti terlambat sampai sekolah. Itupun jika air sungai tidak banjir," ujar Komang Baskara Adi Pradipta, salah satu siswa SMP Negeri 3 Mendoyo, asal Banjar Sekarkejula, Desa Yehembang Kauh, Senin (24/10/2022).

Dia dan sejumlah pelajar lainnya berharap, pihak pemerintah segera membangun kembali jembatan yang putus tersebut agar tidak lagi pergi ke sekolah dengan menyeberangi sungai karena sangat membahayakan.

Kelian Banjar Sekarkejula Kelod I Nyoman Supardi membenarkan putusnya jembatan tersebut membuat aktivitas warganya mati total, terutama untuk mengangkut hasil pertanian dan lainnya.

"Yang lebih memprihatinkan lagi, banyak pelajar SMP maupun SD di banjarnya yang bersekolah di Desa Yehembang harus menyeberangi sungai dengan risiko yang terus mengancam. Air sungai sewaktu-waktu bisa saja banjir," jelasnya yang juga berharap pihak pemerintah daerah segera membagun kembali jembatan tersebut.

Di sisi lain Kepala BPBD Jembrana Agus Artana Putra dikonfirmasi terkait penanganan jembatan yang putus tersebut mengatakan, untuk penanganan jembatan Sekarkejula tersebut saat ini sudah dalam tahap kajian oleh pihak PUPR dan akan segera di tangani.

"Penanganan jembatan Sekarkejula tersebut merupakan skala prioritas karena warga Sekarkujule yang bersekolah di SMP dan SD yang ada di desa tetangga (Desa Yehembang). Kasihan mereka ke sekolah harus menyeberangi sungai," terangnya.

Perbaikan nantinya bukan hanya terhadap jembatan, namun juga dilakukan perbaikan akses jalan yang juga rusak parah akibat terjangan banjir bandang.

Editor: Robby

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami