search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Cerita di Balik Sambaran Petir di Pura Uluwatu, Tirta Meledak di Tangan
Rabu, 9 November 2022, 20:33 WITA Follow
image

bbn/screenshot video/Cerita di Balik Sambaran Petir di Pura Uluwatu, Tirta Meledak di Tangan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Di balik sambaran petir yang menyebabkan kebakaran pada meru salah satu pelinggih utama di Pura Luhur Uluwatu, Desa Pecatu, Kabupaten Badung, Bali menyisakan cerita dari salah seorang pemedek. 

Pemedek tersebut bernama Ni Ketut Mira Andayani SH, wanita asal Kabupaten Tabanan ini mengaku mengalami kejadian luar biasa saat ngelungsur tirta (air suci) di Pura Luhur Uluwatu. 

Dimana tepat pada saat detik - detik kejadian, tirta yang ia bawa dikatakan tersambar petir hingga terpental, namun ajaibnya usai sambaran itu ia mengaku tidak mengalami luka atau cidera apapun kecuali kuping berdengung dan jantung yang berdeguk kencang. 

"Kalau ga pegang tirta tadi saya uda mati, karena pegang tirta karena pegang tirta ke sambar petir meledak kayak ada api. secara logika tangan saya bisa terbakar, tapi karena pegang tirta jadi gapapa, cuma di atas (meru) terbakar itu ada apinya masih lihat kan pas purnama sam jero mangku," ujar pengusaha Vila asal Tabanan tersebut. 

Sebelum kejadian, Mira mengaku seperti terpanggil untuk datang sembahyang ke Pura Uluwatu. Awalnya ia memang sedang melaksanakan sembahyang keliling biasa saat hari Purnama, namun tidak ada rencana ke Pura Uluwatu karena biasanya ia datang ke Pura tersebut pada saat ada piodalan saja.

"Tapi kemarin itu memang kayak kuat banget tiba - tiba ada pengin sembahyang ke Pura Uluwatu, padahal saat itu saya juga lagi banyak undangan sampek banyak yang telponin juga, tapi pikiran saya tetap ke sana karena juga bertepatan Purnama," tuturnya.

Ia berangkat ke Pura Uluwatu sekitar pukul 19.30 WITA dari tokonya yang berada di kawasan Renon, Denpasar. Dalam perjalanan mulanya cuaca cerah namun saat memasuki wilayah Ungasan cuaca terlihat sudah mulai turun hujan. Namun kendala cuaca tak menyurutkan niatnya, hingga akhirnya tiba di Pura Uluwatu di tengah cuaca hujan. 

"Saya orangnya emang gitu, kalau emang udah mau sembahyang apapun itu ya pokoknya tetap sembahyang, kan kita emang begitu orang Bali," kata Mira.

Tiba di Pura Uluwatu, sempat berteduh sambil mempersiapkan sarana persembahyangan di area utama Pura bersama beberapa orang yang memakai baju putih, entah itu pemedek atau jero mangku ia mengaku tidak tau secara pasti. 

Karena sudah agak malam, mengingat perjalanan pulang yang cukup jauh jika menunggu hujan reda ia kemudian mendahului beberapa pemedek tersebut untuk sembahyang. Saat ia mulai sembahyang, hujan mulai sedikit mereda (masih gerimis), beberapa pemedek ikut menyusul sembahyang.

Saat sembahyang, Mira mengaku memang sudah terlihat ada kilatan - kilatan petir di langit, hanya saja ia tetap melanjutkan dengan keyakinan bahwa ia berada di rumah Tuhan, apapun yang terjadi akan tetap melanjutkan sembahyang hingga selesai. 

Begitu persembahyangan selesai dan akan pulang namun ia kembali bermaksud untuk kembali ngelungsur tirta. Saat membawa tirta tersebut, petir seketika menyambar. 

Mira mengaku merasa petir meledak tepat di tangannya mengenai tirta yang dibawa. Seketika kupingnya berdengung, jantung berdetak kencang dan kaki gemetar sembari terdengar suara teriakan yang mengatakan atap pura terbakar saat itu. 

"Saya benar-benar diselamatkan, pada diri sendiri, saya mengatakan jika tidak sedang datang bulan pokoknya saya akan rutin sembahyang setiap Purnama," tandasnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami