search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pemkab Buleleng Mengucapkan Selamat Hari Raya Suci Nyepi 1945
Senin, 20 Maret 2023, 22:42 WITA Follow
image

beritabali/ist/Penjabat Bupati Buleleng Mengucapkan Selamat Hari Raya Suci Nyepi 1945.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Hari Suci Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru atau pergantian tahun bagi umat Hindu berdasarkan penanggalan atau kalender Caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. 

Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Caka di Bali dimulai dengan menyepi. Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit  atau alam manusia dan Bhuana Agung atau alam semesta. Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu.

Serangkaian pelaksanaan hari raya nyepi tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ir.Ketut Lihadnyana, M.M.A.,  bersama jajarannya juga turut serta melaksanakan sejumlah tahapan untuk melakukan berata penyepian dan sekaligus mengucapkan Rahajeng Hari Suci Nyepi. 

“Selamat Hari Raya Nyepi Tahu Baru Caka 1945,semoga dengan pergantian tahun caka ini akan memberikan pencerahan secara lahir batin dan tetap mulat sarira,” ungkapnya.

Mengutip berbagai pengetahuan berkaitan dengan Nyepi, Kadisdikpora Astika menyebutkan, menurut umat Hindu, segala hal yang bersifat peralihan, selalu didahului dengan perlambang gelap. Sehingga Hari Raya Nyepi dapat dikatakan mengandung makna hari penyucian diri dan alam semesta. 

“Membuang segala kotoran atau segala hal negatif yang telah lampau untuk menyongsong tahun baru caka. Dan memulai tahun baru dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang positif tentunya. Semangat yang baru untuk mengarungi kehidupan selanjutnya,” ujar Lihadnyana.

Untuk diketahui, umat hindu diBali pada Tilem Kesanga, memperingati Hari Raya Nyepi, pada saat Nyepi, semua dalam keadaan sepi. Tidak ada aktivitas seperti biasanya, pada hari tersebut dilakukan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari Amati Geni, yaitu tidak boleh menggunakan atau menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu. 

Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani. Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian melainkan melakukan mawas diridan  Amati Lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan atau hiburan melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi. 

Catur Brata Penyepian ini mulai dilakukan pada saat matahari “Prabrata” fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya atau selama 24 jam penuh sehingga dalam kesenyapan hari suci Nyepi itu, umat hindu mengadakan mawas diri, menyatukan pikiran, serta menyatukan cipta, rasa, dan karsa, menuju penemuan hakikat keberadaan diri kita dan inti sari kehidupan semesta.

Editor: Robby

Reporter: Humas Buleleng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami