Warga Bali Diimbau Waspadai Potensi Hujan Disertai Petir hingga Besok
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Masyarakat Bali diimbau agar mewaspadai potensi hujan disertai kilat atau petir pada 1-3 Mei.
”Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat di wilayah Bali bagian utara, tengah, barat, dan timur,” kata Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho.
Diprediksi hujan ringan hingga sedang akan melanda Bali Utara atau Kabupaten Buleleng secara merata pada Selasa (2/5) sejak siang sampai sore hari.
Prakiraan cuaca yang sama juga terlihat di wilayah Bali bagian tengah khususnya Kabupaten Bangli. Lantaran, hujan ringan akan membasahi jalanan sekitar pukul 14.00 wita.
Di sisi barat, yakni Kabupaten Tabanan dan Jembrana diprakirakan akan diguyur hujan ringan, hujan lebat, hingga hujan disertai petir, secara tidak merata.
Yakni mulai dari siang hari di Kecamatan Kerambitan, Penebel, Pupuan, Selemadeg, dan Baturiti, dilanjutkan sore hari di Melaya, Negara, Mendoyo, dan Pekutatan.
Sedangkan, di sisi timur Pulau Dewata yakni Kabupaten Karangasem berpotensi berawan, dan sisanya cerah berawan hingga 3 Mei.
Selain di darat, Cahyo juga meminta untuk waspada terhadap tinggi gelombang laut yang bisa mencapai dua meter atau lebih di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, Perairan Selatan Bali, dan Samudra Hindia Selatan Bali.
Secara keseluruhan menurut prediksi cuaca BMKG untuk tiga hari di Bali adalah cuaca berawan dan adanya potensi hujan ringan dan sedang yang tidak merata.
”Angin umumnya bertiup dari arah timur-tenggara dengan kecepatan berkisar antara 4-36 km/jam, tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar antara 0,25-1,25 meter, di Perairan Selatan Bali berkisar antara 1-3 meter, di Selat Bali berkisar antara 05-2,5 meter dan di Selat Lombok berkisar antara 0,75 - 2,5 meter,” papar Cahyo.
Dia menjelaskan, kondisi tersebut terjadi karena MJO di kuadran ke-3 berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, selain itu labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif skala lokal terdapat di wilayah Bali.
”Suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 28-30 derajat Celsius. Suhu muka laut yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air) di wilayah Bali dan massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb (12.000 meter),” jelas Cahyo Nugroho.
Dengan begitu, Cahyo mengimbau untuk masyarakat waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang disebabkan cuaca ekstrem.
Bencana itu seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, kilat atau petir. (sumber: rbg.id)
Editor: Robby
Reporter: bbn/net