search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Usai Kerap Berulah, Muncul Fenomena Warga Rusia Sewa Lahan Puluhan Tahun di Bali
Jumat, 12 Mei 2023, 20:07 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Usai Kerap Berulah, Muncul Fenomena Warga Rusia Sewa Lahan Puluhan Tahun di Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Selain fenomena turis asing berulah di Bali, muncul isu terbaru dimana sebagian besar warga asing dari Rusia dan Ukraina ada yang berbisnis sewa lahan hingga puluhan tahun di Bali.

Disamping itu, turis Rusia banyak yang justru menjadi 'gembel' karena mencari pekerjaan di Bali. Ternyata, kondisi wisatawan Ukraina lebih mengenaskan.

"Ukraina sama Rusia kadang kita suka susah bedain. Lebih megang duit orang Rusia dibanding Ukraina. Mereka banyak lari ke rental. Rusia lebih berani sewa 25-30 tahun, Ukraina banyak sewa bulanan temporer," kata Ketua Asosiasi Real Estate Indonesia (Arebi) Bali Michael Hikma Gunawan, Jumat (12/5/23).

Ia memperkirakan bahwa banyak orang Ukraina yang datang ke Bali hanya untuk menghindar dari perang sehingga lebih untuk bertahan hidup, sedangkan Rusia selain menghindari wajib militer, mereka juga memikirkan bisnis, karena dari segi finansial tidak terlalu terdampak. Sedangkan ekonomi Ukraina hancur lebur.

"Ada juga orang Rusia ambil tanah sewa, karena orang asing nggak boleh beli tanah di Bali, jadi mereka ambil tanah sewa terutama ambil di daerah Pecatu, sewa 25-30 tahun, ada juga yang bikin perusahaan PMA, ada juga bikin projek apartemen. Ada juga buka bisnis sewa motor disini, itu kita komplain, orang mereka agak sedikit susah diatur," kata Michael.

Baca juga:
Banyak Bule Berulah di Bali, Imigrasi Minta Proses Buku Panduan Wisata Dipercepat

Gelombang kedatangan turis Rusia datang pada akhir 2022 silam, banyak dari mereka yang berani membayar lebih untuk menyewa properti. Hal ini berdampak langsung terhadap keberlangsungan hidup broker di masa awal pandemi.

"Berani Bayar 2x lipat dari normal nggak ada, tapi dari harga normal misal naik 20-30% mereka berani ambil. Ketika kontrakannya terisi, pemilik mulai naikkan harga. Misal harga Rp 100 juta jadi Rp 125-130 juta," kata Michael. (sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami