search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Investigasi Kapal Selam Titanic, Muncul Klaim Mengejutkan
Senin, 26 Juni 2023, 12:23 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Investigasi Kapal Selam Titanic, Muncul Klaim Mengejutkan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Penjaga Pantai AS sedang menyelidiki penyebab ledakan bawah laut sebuah kapal selam turis, Titan, yang menewaskan lima orang di dalamnya saat menyelam ke bangkai kapal Titanic.

Pengumuman itu muncul sehari setelah Dewan Keselamatan Transportasi Kanada mengatakan sedang melakukan penyelidikan sendiri atas ledakan Titan, yang menimbulkan pertanyaan tentang sifat ekspedisi yang tidak diatur.

"Tujuan utama saya adalah untuk mencegah kejadian serupa dengan membuat rekomendasi yang diperlukan untuk meningkatkan keamanan domain maritim di seluruh dunia," kata Kapten Jason Neubauer, kepala penyelidik Penjaga Pantai, pada konferensi pers di Boston, Minggu (25/6/2023).

Dilansir Reuters, penjaga pantai membuka apa yang disebutnya penyelidikan dewan laut pada akhir pekan lalu, dan bekerja sama dengan FBI untuk memulihkan bukti, termasuk operasi penyelamatan di lokasi puing di dasar laut sekitar 1.600 kaki (488 meter) dari haluan kapal. Adapun, bangkai kapal Titanic berada sekitar 2,5 mil (4 km) di bawah permukaan.

Temuan ini akan dibagikan dengan Organisasi Maritim Internasional dan kelompok lain "untuk membantu meningkatkan kerangka keselamatan untuk operasi kapal selam di seluruh dunia," kata Neubauer.

Dia mengatakan Penjaga Pantai menghubungi keluarga dari lima orang yang tewas, dan bahwa penyelidik "mengambil semua tindakan pencegahan di lokasi jika kami menemukan sisa-sisa manusia."

Material Bekas

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Travel Weekly Arnie Weissmann mengungkapkan pengalamannya saat hendak mengikuti tur dengan kapal selam tersebut.

Menurutnya, CEO OceanGate Stockton Rush mengatakan kepadanya bahwa untuk lambung kapal, perusahaan menggunakan serat karbon Boeing dengan harga murah yang telah melewati umur simpan pesawatnya.

Weissmann menulis bahwa dia akan naik ke Titan untuk melihat Titanic pada Mei, tetapi perjalanan terhenti karena cuaca.

Secara umum, katanya, dia terkesan dengan "apa yang tampaknya merupakan operasi yang menghindari risiko". Namun, ada satu hal yang membuatnya khawatir, tulisnya.

Rush memberi tahu Weissmann bahwa "dia mendapatkan serat karbon yang digunakan untuk membuat Titan dengan diskon besar dari Boeing karena sudah melewati masa pakainya untuk digunakan di pesawat terbang," tulis Weissmann, sebagaimana dikutip oleh Insider.

Dalam ingatannya, dia bertanya kepada Rush apakah itu masalah, tetapi dia mengatakan dia diberi tahu bahwa tanggal kedaluwarsa "telah ditetapkan jauh sebelum seharusnya".

OceanGate menolak mengomentari klaim Weissmann. Boeing awalnya menolak berkomentar, tetapi kemudian mengatakan perusahaan "belum menemukan catatan penjualan material komposit ke OceanGate atau CEO-nya."

Situs web OceanGate sebelumnya mengeklaim bahwa kapal itu dirancang dan direkayasa "bekerja sama" dengan Boeing. Namun, Boeing membantah terlibat dalam desain Titan.

Masih banyak yang belum diketahui tentang keadaan bencana tersebut, termasuk apa yang menyebabkan kapal itu meledak. Penjaga Pantai AS mengatakan pada hari Kamis bahwa puing-puing yang ditemukan di tempat kejadian "konsisten dengan hilangnya ruang tekanan secara bencana".

Lambung serat karbon eksperimental Titan telah menjadi bahan diskusi sejak kapal itu hilang.

Rush sebelumnya menggembar-gemborkan manfaat penghematan biaya dari serat karbon dibandingkan dengan titanium standar dan mengeklaim dalam presentasi 2021 bahwa "serat karbon tiga kali lebih baik dalam hal kekuatan-ke-daya apung daripada titanium".

"Dan di bawah air, itulah yang Anda pedulikan," tambahnya.

Sebuah laporan CompositesWorld 2017 mengatakan desain awal lambung serat karbon disiapkan hanya dalam tenggat waktu enam minggu, meskipun GeekWire melaporkan kapal itu dibangun kembali nantinya.

Sebelum perjalanan tragis itu, Rush secara terbuka membahas pengambilan risiko untuk mengejar apa yang disebutnya "inovasi", mengatakan pada 2021 bahwa ia tahu bahwa ia telah "melanggar beberapa aturan" dengan menggunakan lambung kapal berbahan serat karbon.(sumber: cnbcindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami