search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Militerisasi Sekolah di Rusia, Anak-Anak Sudah Diajari Perang
Senin, 25 September 2023, 00:20 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Militerisasi Sekolah di Rusia, Anak-Anak Sudah Diajari Perang

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Sejumlah sekolah di Rusia semakin termiliterisasi. Taman kanak-kanak (TK) di Pasifik sampai Laut Hitam sudah diajarkan baris-berbaris dan menggunakan seragam.

Sementara itu, anak-anak yang lebih besar diajari cara menggunakan parit, melempar granat, dan menembak dengan amunisi sungguhan. Di sekolah-sekolah di seluruh negeri dan dinas militer, pemerintah Rusia menggaungkan untuk membentuk kelompok sukarela.

Dikutip dari CNN, Minggu (24/9), kurikulum nasional di sana juga diubah dengan menekankan pada narasi pembelaan terhadap tanah air. Dengan kata lain, anak-anak dipersiapkan untuk ikut perang.

Militerisasi sekolah negeri di Rusia semakin intensif sejak invasi Rusia ke Ukraina, bukan didorong oleh gelombang perasaan patriotik secara spontan.

Menteri Pendidikan Sergei Kravtsov baru-baru ini mengatakan bahwa kini ada sekitar 10.000 klub militer-patriotik di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Rusia. Seperempat juta orang di antaranya mengambil bagian dalam kegiatan mereka.

Klub-klub ini merupakan bagian dari upaya multi-cabang yang mencakup perombakan radikal terhadap kurikulum sekolah. Ada kelas wajib tentang nilai-nilai militer-patriotik; buku-buku sejarah yang diperbarui menonjolkan kemenangan militer Rusia.

Mengganti buku teks

Pada bulan Agustus, Presiden Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang memperkenalkan mata pelajaran wajib baru di sekolah, yakni 'Dasar-Dasar Keamanan dan Pertahanan Tanah Air.'

Kementerian Pendidikan kemudian mempromosikan kursus-kursus sebagai bagian dari inisiatif ini yang mencakup kunjungan ke unit-unit militer.

Beberapa di antaranya permainan olahraga militer, pertemuan dengan personel militer dan veteran, dan kelas-kelas tentang drone.

"Siswa sekolah menengah juga akan diajari untuk menggunakan peluru tajam di bawah bimbingan perwira atau instruktur unit militer yang berpengalaman secara eksklusif di garis tembak," kata kementerian pendidikan.

Program tersebut sedang diuji tahun ini dan akan diperkenalkan pada tahun 2024. Program tersebut dirancang untuk menanamkan pada siswa terkait pemahaman dan penerimaan terhadap estetika seragam militer, ritual militer, dan tradisi tempur.

Hal tersebut diketahui dari dokumen Kementerian Pendidikan yang ditemukan oleh outlet media independen Rusia, Important Stories.

Sejarah modern juga sedang ditulis ulang. Buku teks standar, 'Sejarah Rusia', kini menampilkan Jembatan Krimea di sampulnya dan bab baru yang dikhususkan untuk sejarah terkini Ukraina. Ada bagian yang berjudul 'Pemalsuan sejarah', 'Kebangkitan Nazisme', 'Neo-Nazisme Ukraina', dan 'Rusia adalah negara pahlawan'.

Putin berulang kali secara keliru menggambarkan invasi Rusia ke Ukraina sebagai 'misi khusus' untuk melindungi penutur bahasa Rusia dari genosida yang dilakukan oleh 'neo-Nazi'.

Buku ini tampaknya dirancang untuk membangkitkan rasa duka historis di kalangan anak-anak Rusia dan memaparkan perjuangan eksistensial demi kelangsungan hidup negara tersebut.

Narasi itu sebenarnya sudah menjadi tema umum di media pemerintah yang disebarkan setiap hari ke ruang keluarga di seluruh negeri. Presiden Putin secara pribadi memimpin kampanye untuk menanamkan patriotisme ke sekolah-sekolah Rusia.

Anak-anak diajari merakit senjata

Sebuah survei yang dilakukan CNN terhadap media lokal dan sosial di Rusia menemukan bahwa anak-anak berusia tujuh atau delapan tahun telah menerima pelatihan dasar militer.

Pada Juli, misalnya, anak-anak di Belgorod memberikan tanda panggilan kepada diri mereka sendiri-salah satunya menggunakan "Sledgehammer"--dan mengambil bagian dalam latihan yang mencakup penggunaan senjata otomatis, merakit senapan mesin, dan melewati rintangan.

Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov menyarankan untuk melakukan latihan bersama anak-anak sekolah dan prasekolah secara teratur.

Di Krasnodar pada bulan Mei, puluhan anak-anak yang berusia tidak lebih dari tujuh atau delapan tahun berbaris dengan seragam tentara dan angkatan laut, beberapa di antaranya memegang senjata otomatis tiruan, ketika mereka melewati para pejabat di podium.

Dalam parade yang diadakan di kota Vologda, seorang anak kecil memberi hormat dan berkata kepada petugas: "Komandan parade! Parade sudah siap. Saya Komandan Uliana Shumelova."

Pemandangan serupa juga terjadi dari Sakhalin di Timur Jauh Rusia hingga Yeysk di Laut Azov. Ada anak yang terlihat bersemangat, ada pula yang kebingungan. Di Yeysk, seorang anak prasekolah memimpin barisan penjaga perbatasan, sementara teman-temannya meneriakkan: "Satu, dua, tiga. Kiri, kiri, kiri!"

Sebagian besar anak-anak dalam parade ini mengenakan seragam militer, mencoba berbaris tanpa banyak hasil. Seringkali mereka membawa gambar pahlawan militer Rusia.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami