Berkat JKN, Tulang Bahu Kanan Ketut Murah yang Patah Bisa Tertangani di RSUD Bangli
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BANGLI.
Masa tua I Ketut Murah (70) yang sebelumnya aman-aman saja sempat terganggu saat ia mengalami musibah. Semua berawal ketika Murah hendak memetik cengkeh di salah satu kebun warga di Banjar Bangkiang Sidem, Bangli, Bali.
Saat memanjat pohon, dahan cengkeh yang ia pijak tiba-tiba patah dan membuatnya terjun dari ketinggian sekitar 10 meter. Posisi jatuh dengan tubuh terbalik membuat tulang bahu bagian kanannya patah, sehingga ia harus menjalani operasi pemasangan pen di RSUD Bangli. Beruntung ia memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari Pemerintah Kabupaten Bangli.
Baca juga:
Angka Kepesertaan JKN di Bali Capai 99,09%.
“Sebenarnya sesaat setelah jatuh itu saya sendiri bisa berjalan dan sempat pulang ke rumah karena merasa tidak apa-apa, tetapi beberapa jam kemudian bahu depan kanan saya terasa ada yang menonjol dan semakin sakit. Karena tidak tahan saya akhirnya diantar anak ke RSUD Bangli untuk mendapatkan penanganan, saat itu anak saya sudah curiga,” ungkap Murah, Kamis (18/01).
Benar saja, setelah melalui beberapa pemeriksaan termasuk rontgen, bahu bapak tiga anak ini ternyata patah. Kondisi tersebut membuat kulit bahunya ditoreh untuk membedah bagian tulangnya yang perlu diperbaiki dan dipasangi pen oleh dokter yang menangani. Murah kemudian dirawat inap selama tiga hari di kamar kelas 3 sesuai dengan hak kelas kepesertaannya. Selama tiga hari menjalani perawatan, Murah mengaku sangat puas dengan pelayanan yang didapat.
“Pelayanan dari pihak rumah sakit sangat bagus, saya segera ditangani dan tidak perlu menunggu lama. Saya juga hanya dimintai KTP saja saat itu sebagai syarat administrasi yang diurus langsung oleh anak saya. Kata pihak rumah sakit, KTP saja sekarang sudah cukup untuk menjadi bukti kepesertaan JKN,” katanya.
Ia bahkan mengatakan jika JKN yang ia dapat sudah sejak lama ini telah menyelamatkan masa tuanya. Berkat Program JKN, Murah dapat tetap aktif menjalani kewajbannya sebagai seorang pekerja serabutan termasuk menjadi petani, peternak maupun berkebun. Ia membayangkan jika harus membiayai pengobatannya sebagai pasien umum dan membayar dengan uang pribadi, maka ia mungkin saja tidak dapat berobat secara maksimal.
“Kalau tidak menjadi peserta JKN, saya tidak akan ke rumah sakit karena akan terkendala biaya pengobatan. Ya mungkin dengan kata lain saya akan memilih pengobatan alternatif sesuai dengan kemampuan. Misalnya ke tukang urut, jadi saya merasa sangat terbantu dengan adanya Program JKN ini,” jelas Murah.
Berkat pelayanan yang sangat bagus dirasakannya tersebut, proses penyembuhan Murah berjalan dengan sangat cepat. Hasil kontrol pertamanya usai pulang dari rumah sakit menunjukkan bahwa kondisi tulangnya yang patah sudah membaik. Bahkan sebulan setelah dioperasi, ia sudah mampu menjalani aktivitas dengan normal. Ia sudah mulai bekerja membuat sangkar ayam untuk dijual termasuk bekerja ke kebun dan sawah milik warga.
“Saya bahkan sudah mengambil pekerjaan menyabit rumput untuk diberikan kepada sapi peliharaan keluarga. Selain itu saya sudah bisa mengendarai sepeda motor dan menjalani kewajiban sebagai pemuka agama di pura rumah,” tegasnya.
Baca juga:
JKN KIS ">Tingkatkan Akses Pelayanan Kesehatan, Pemkot Luncurkan JKN KIS "Denpasar Pro Mandiri"
Murah sangat berharap Program JKN dapat terus berjalan dan semakin membantu masyarakat yang membutuhkan akses berobat. Ia mengingat situasi saat ia muda dan sebelum ada Program JKN. Waktu itu, banyak orang sepertinya yang menganggap berobat ke rumah sakit adalah sesuatu yang jarang. Namun semenjak masyarakat dapat memanfaatkan Program JKN dari pemerintah, banyak yang sudah membuktikan bahwa mengakses layanan ke rumah sakit tak lagi menjadi momok menakutkan.
Editor: Robby
Reporter: bbn/adv