search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
AS Sita Pesawat Boeing Venezuela dari Iran
Rabu, 14 Februari 2024, 08:14 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/AS Sita Pesawat Boeing Venezuela dari Iran

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pemerintah Amerika Serikat menyita pesawat komersial jenis Boeing milik pemerintah Venezuela yang dibeli dari Iran pada Minggu (11/2) waktu setempat.

Kementerian Kehakiman AS menyita pesawat Boeing 747 usai mendarat di Bandara Florida, AS, karena melanggar aturan dari pemerintah federal.

Pesawat perusahaan milik negara Venezuela itu diduga ilegal karena dibeli dari Iran yang tengah diembargo oleh AS dan negara-negara Barat.

Pesawat yang sebelumnya milik maskapai Iran Mahan Air berpindah kepemilikan ke perusahaan kargo Venezuela, Emtrasur. AS menduga Mahan Air memberikan dukungan penuh terhadap Pasukan Kuds Korps Garda Revolusi Iran sehingga juga dijatuhkan sanksi oleh AS.

Para pejabat Kementerian Kehakiman AS menyatakan penjualan pesawat dari Iran itu dilakukan tanpa izin dari AS, melanggar Undang-undang ekspor, dan memberikan keuntungan paramiliter Iran yang dilarang AS.

AS sendiri sudah empat tahun menjatuhkan sanksi terhadap Mahan Air.

"Kementerian Kehakiman berkomitmen untuk memastikan Undang-undang AS tidak mengizinkan aktor negara yang bermusuhan terlibat dalam aktivitas jahat yang mengancam keamanan nasional," kata Asisten Jaksa Agung Matthew Olsen, seperti dikutip dari Voice of America.

Pemerintah Argentina sebelumnya mengamankan Boeing 747 milik perusahaan Venezuela tersebut pada Juni 2022. Beberapa pekan kemudian segera melakukan prosedur untuk mengambil alih pesawat tersebut.

Argentina secara resmi mengalihkan hak penguasaan pesawat itu pada Minggu (11/2). Kementerian Kehakiman AS kemudian menyatakan Boeing 747 tersebut akan "disiapkan untuk disposisi," namun tidak menjelaskan lebih lanjut.

Kementerian Kehakiman AS sebelumnya mengidentifikasi kapten pesawat itu sebagai mantan komandan Garda Revolusi Iran. Pejabat kementerian juga mencatat data penerbangan pesawat itu antara lain pernah mendarat di Moskow, Caracas, dan Teheran.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami