search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hampir 50 Persen Bumil di Indonesia Idap Anemia, Ini Bahayanya
Minggu, 25 Februari 2024, 11:27 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Hampir 50 Persen Bumil di Indonesia Idap Anemia, Ini Bahayanya

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Darah tinggi bukan satu-satunya masalah serius yang harus dihadapi wanita saat hamil. Ternyata anemia atau kekurangan sel darah merah juga menjadi masalah serius yang harus dihadapi wanita saat hamil.

Dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro Jaya, Novan Satya Pamungkas mengatakan saat ini ada hampir 50 persen tepatnya 49,9 persen wanita hamil di Indonesia mengalami anemia.

"Jumlahnya hampir 50 persen ibu hamil yang menderita anemia di Indonesia. Ini bukan masalah biasa, ini serius karena bisa berdampak terhadap janin dan juga ibu," kata Novan dalam diskusi media bersama RSPI di Penang Bistro, Jakarta Selatan, Selasa (20/2).

Ibu hamil yang mengalami anemia ditandai dengan kadar hemoglobin yang jumlahnya sangat rendah yakni hanya 11 gram per desiliter.

Selain itu, anemia pada ibu hamil juga dibagi dalam tiga kategori dilihat dari Hb dalam darah, yakni ringan, menengah, dan berat.

Anemia ringan kata Novan terjadi saat Hb-nya ada di angka 10,9 gram per deciliter. Kemudian anemia menengah ketika Hb ada di angka 7 hingga 9,9 gram per deciliter.

"Kalau masuk kategori berat itu ada di bawah 7 gram per desiliter. Dan di kategori ini sudah benar-benar mengkhawatirkan," katanya.

Hamil kemudian mengidap anemia bahkan bisa berujung kematian ibu atau janin. Sebab anemia bisa menyebabkan gagal jantung dan risiko perdarahan setelah melahirkan yang cukup berbahaya untuk ibu.

Sementara untuk bayi, risiko yang muncul adalah kelahiran prematur, janin gagal tumbuh, terlambat tumbuh kembang hingga stunting.

"Selain itu, anemia juga meningkatkan risiko infeksi. Ini bisa terjadi karena rahim lambat mengecil, kontraksi terganggu sehingga darah nifas terkumpul di rahim. Ingat darah nifas itu tempat yang bagus untuk bakteri makanya infeksi sangat mungkin terjadi," katanya.

"Untuk janin, ketika lahir dia juga bisa mengalami anemia. Karena anemia ini bisa dengan mudah diturunkan ibu ke anaknya sejak dalam kandungan," kata dia.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami